Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Wednesday, October 22, 2008

HIDUP belajar Hidup



hidup belajar hidup


"..Mbakk gajiku dipotong ama juraganku..
gimana ya.. aku kan harus mbayar uang tanah di kampung
Kakakku gak punya uang..
Aku takut mbak.. mau tanya juragan kenapa gajiku dipotong.."


Eugggfffhh... kudengar celoteh "si pembantu setia" itu.. meski saat itu kepalaku juga terasa berat.. karena kantong yang mulai kosong sejak awal bulan lalu.. Gajiku bulan ini habis untuk Lebaran.. dan bayar kost.. Ughhh entah kenapa THR yang aku harap tak juga mengucur dari saku "bos" apa dia lupa.. atau memang sengaja.. (Mungkin aku baru 6 bulan kerja.. tapi kan...) ahh sudahlah.. dunia tak menjadi sempit karena THR tak mengucur.. yang pasti.. hatiku yang sempit karena pulang kampung tak berbuah tangan..


Ohh Tuhannn.. aku merasa akulah yang paling kau sia-siakan.. dan aku merasa akulah yang paling susah merana meracau di dunia ini.. Dan ternyata aku salah, aku lebih beruntung dari mereka..

Seminggu yang lalu.. kusempatkan silaturrahim ke kantor lamaku.. dalam benakku, terpatri bahwa orang di dalam kantor itu sedang berfoya-foya menikmati uang panas hasil sunat sana sunat sini.. (hmm miris aku membayangkannya..) yah.. lingkungan pelabuhan dan ekspedisi tak pernah lekang dengan budaya mark up, suap.. dan sunat..!!
Weeww... lebih dari yang aku bayangkan.. setelah kulalui pintu utama kantor.. suasana lengang tak seperti biasa.. kuberanikan diri untuk masuk mengendap-endap.. khawatir "Mantan Bos" masih mengenaliku dan memintaku duduk di bangku pesakitan itu..Igghhhrrr

"Hei.. sobat.. apa kabar..?!"
tersentak aku menjawab sergapan itu..
"Ahh.. baik.. Maaf Lahir Bathin yah..
Loh, kemana teman-teman yang lain..?
Lagi ada kegiatan yah..?
Ada kapal datang kah..?"
Tanyaku menyambar mengunci rapat mulut sahabatku.
"Hmmgghh rick..
Kami tak lebih seperti seekor sapi yang sedang menunggu dieksekusi
Tak jelas bagaimana kelanjutan kantor ini..
Tunggu sampai akhir tahun
Gaji kami bulan kemarin pun belum dibayar.."


Oh.. Tuhann.. entah kitab yang keberapa ini Kau ajarkan padaku..
Ingin kutitikkan air mata.. karena aku selalu mengeluh
dan mencibir setiap kali matahari pagi menyapa.."Ahh.. kenapa malam cepat berlalu..?"

Gadisku sayang..!
Masih terlalu pagi untuk berteriak..
Selayaknya Lesatkan kaki dan Juntaikan Tangan Pada Langit yang Masih Biru
Lalu bersilanglah senyum pada setiap embun pagi yang kau hempas
Ayolah...


No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)