Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Monday, December 22, 2008

Emak


Remeh mungkin bagi kita yang belum pernah melakukan pekerjaan ini
dan mungkin sebagian kalangan perempuan, menganggap pekerjaan ini bukanlah sebuah prestasi besar.. atau bahkan memalukan, apalagi bagi seorang perempuan lulusan "sekolah tingkat tinggi" kalau akhirnya mereka melakoni pekerjaan ini.. Ya pekerjaan menjadi seorang "Emak"

Aku..juga belum menjalani fase ini, jadi aku belum bisa berceloteh banyak tentang bagaimana rasanya menjadi "Emak" bagi anak-anak dan Istri bagi seorang suami. Mungkin hari ini adalah waktu yang tepat, untuk sedikit memberi jeda bagi "para Emak" se Indonesia khususnya, agar bisa melenggang bebas tanpa dibebani tugas-tugas dan keluhan-keluhan "para customer" yang biasanya setiap pagi berdecit-decit layaknya rem kereta api.

Hari ini 22 Desember, adalah hari istimewa untuk perempuan khususnya bagi si "Emak", tapi hal ini tak pernah berarti bagi perempuan paruh baya, yang masih sibuk dengan hiruk pikuk perputaran ekonomi untuk menyambung nafas. Bagi Emak.. bisa bangun pagi hari, minum segelas teh, kemudian sedikit berlari-lari kecil di sekitar halaman rumah sambil menunggu tukang sayur datang, adalah hal yang sangat menyenangkan. Karena disitulah beliau bertemu dengan Emak-emak yang lain, berbagi cerita atau kadang bertukar janji untuk datang sore nanti di rumah "Emak anu.."

Sekejap kemudian.. Si Emak menjelma sebagai "chef" handal yang menyiapkan segala kebutuhan "para customer" sambil tangan kiri mengucek pakaian kotor se-ember hasil rendaman semalam, dan matanya menyelidik lonceng penanda waktu yang menyudutkan Emak duduk tersenyum manis di warung kelontongnya.. belum lagi, erangan si Bapak yang meminta "paket hemat catering" segera disiapkan untuk buruh-buruh sawah yang sejak shubuh berkelebat diantara tipisnya embun pagi. Dan... berlarilah Emak tergopoh menuju dapur berasap menjawab erangan si bapak dengan lembut..

Sementara.. anak lanang masih terlelap setelah semalaman begadang, meski langit mulai memutih.. tapi Emak dengan sabar menjalani hari-hari, terkadang terdengar juga hembusan nafas kesal dari hidung mungilnya merasakan penat

Ah.. emak..
Maafkan aku belum bisa menyeka keringat yang mengalir diantara kernyit dahimu
hanya doa yang setiap malam kupanjatkan
agar engkau disayang Tuhan

I Love U Mak!

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)