Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Wednesday, October 27, 2021

Kota Paris Masihkah Tempat Romantis



Malam ini saya tiba-tiba ingin menulis di blog yang hampir setengah tahun tidak pernah saya jenguk. Banyak alasan yang tidak bisa diterima sebenarnya, tapi mumpung pas jam ini lagi pingin nulis ditemani malam yang semakin dingin di Belanda mengawali musim semi akhir 2021.

Perjalanan ke Kota Paris saya lakukan ketika akhir musim panas tahun 2020, persis setelah lock down pertama dibuka kembali oleh beberapa Negara Eropa. Saya memilih kereta cepat dari Amsterdam via Brussel Belgia, awalnya berencana menginap di Kota Liege Belgia sebelum mengunjungi Paris, sayangnya Belgia belum membuka border ketika itu bagi wisatawan mancanegara.

 Moseum Louvre yang panjangnya gak ketulungan

Jarak Amsterdam - Paris bisa ditempuh kurang lebih selama 3 jam dengan kereta cepat Thalys. Kereta antar Negara yang memberikan kenyamanan bagi anda yang kurang menyukai moda penerbangan, fasilitas tempat duduk, ruangan ber-AC dilengkapi dengan wifi beserta colokan listrik yang mendukung perjalanan anda bebas boring. Anda bisa juga berjalan sepanjang gerbong jika bosan duduk, atau melihat pemandangan dibalik kaca lebar tempat duduk anda.

Kalau anda ingin lebih berhemat, bisa juga menggunakan jasa bus antar Negara, yang harganya jauh lebih murah. Bus Flixbus adalah salah satu armada yang memberikan jasa transportasi dari Amsterdam Sloterdijk menuju Kota Paris selama kurang lebih 7 jam. Fasilitasnya juga memberikan reclining seat, toilet dan wifi, tapi memang tidak seleluasa kereta cepat. Semua tergantung pilihan dan kantong anda ;)

Jalan Utama Kota Paris Menuju Arc de Triompe


Tiba di stasiun utama Kota Paris, Gare du Nord, siang menjelang sore. Suasana stasiun sangat ramai dipenuhi turis dari berbagai belahan dunia yang ingin menikmati sisa-sisa musim panas 2020. Supir-supir taxi sudah menunggu di pintu gerbang kedatangan menawarkan jasa antar ke hotel atau tempat-tempat wisata seputar Paris, suasananya mirip pintu kedatangan airport di Kota-kota besar Indonesia. 

Lorong Bawah Tanah Menuju Jalur Subway


Saya melanjutkan perjalanan ke tempat penginapan yang tidak terlalu jauh dari pusat kota, hanya satu kali stop menggunakan metro, tapi karena saya ingin menikmati suasana sore di Paris, saya putuskan untuk jalan kaki menuju lokasi hotel, ternyata lumayan capek tapi sudah kepalang tanggung, saya terus jalan kaki dipandu Mas G hehe

Menara Eiffel diantara Gedung dan Rumah-rumah di Kota Paris

Jujur, saya tidak terlalu menikmati Kota Paris, kalau anda membaca novel atau film yang berlatar belakang Menara Eiffel, selalu yang terbayang adalah hal-hal romantis, suasana yang syahdu, cocok buat berduaan, atau menghabiskan waktu dengan yang terkasih. Tapi kenyataannya, Paris tidak seromantis yang saya bayangkan. Apalagi banyak pengemis hampir di setiap sudut kota, anda akan terkaget-kaget menjumpai banyak pedagang asongan yang menawarkan dagangannya, kebanyakan para refugee yang hidupnya tidak seindah yang mereka bayangkan.

Selain itu fasilitas transportasi yang sangat jauh dibandingkan Belanda, apalagi jalan menuju kereta bawah tanah yang panjang bertangga-tangga dan tidak dilengkapi fasilitas lift. Ada sih lift tapi hanya ada di stasiun besar. Aroma pesing juga tercium di sudut-sudut dinding stasiun bawah tanah yang sedikit gelap dan lembab. Kereta juga tidak terawat, tidak ber-AC bahkan penuh dengan penumpang yang tak lagi menghiraukan bahaya covid ketika itu. Ahh .. suasana mirip naik kereta ekonomi di Indonesia jaman dulu.

Suasana Stasiun Paris - Gare de Lyon, stasiun antar negara jika akan menuju ke Italy

Kalau anda berniat liburan ke Paris, mending bawa backpack daripada koper. Karena untuk naik kereta bawah tanah, tidak semua stasiun kereta punya lift atau escalator. Taxi pun mahal belum lagi kemacetan di pusat kota Paris yang udah mirip-mirip Jalan Pemuda Surabaya pas bubaran kantor. Saya hanya bermalam 1 hari di Paris, kemudian melanjutkan perjalanan ke Italy yang menjadi tujuan utama liburan musim panas kali ini.

Saya juga menyempatkan diri mengunjungi beberapa spot wisata di Kota Paris, salah satu yang menarik minat saya, mengunjungi Masjid Jami' Kota Paris yang dekorasinya ala Maroko dan Timur Tengah. Kenapa saya ingin berkunjung ke masjid ini, ya kan ketika itu banyak problem terkait issue agama di Perancis yang melakukan pelarangan cadar di keramaian bagi muslimah. Saya ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri, seperti apa situasi umat beragama di Kota Paris ini.

Nah .. cerita tentang Kota Paris, sampai disini dulu ya. InsyaAllah akan menulis lebih giat lagi tentang Menara Eiffel, Arc de Triomphe, Louvre Museum, Jardin de Plantes, dan pinggiran Kota Paris yang jarang di kunjungi turis! Ditunggu ya :)



No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)