Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Tuesday, February 5, 2013

Klang Heritage : Menyusuri Lorong Sejarah Klang #Day 2 MySelangorStory


Hari Kedua di Selangor, tepatnya di Kota Klang yang nyaman, tidak terlalu ramai ataupun macet. Saya suka udaranya yang hangat, khas udara pesisir pantai.

Mengawali hari dengan buah dan yoghurt, segelas susu segar tak lupa juice buah di meja makan, membuat penampilan saya hari ini lebih segar setelah menempuh perjalanan ribuan mil dari rumah.. Ahh kemanapun saya pergi, Indonesia tetap tempat yang akan selalu saya rindukan untuk pulang

Okey, kali ini tim dari MySelangorStory, akan membawa kami berjalan-jalan di sekitar Kota Klang, Klang Heritage! Ini adalah tempat paling favorit bagi saya, hampir setiap kota dan Negara yang saya kunjungi, selalu Heritage spot yang menjadi tujuan utama saya.

Menurut saya untuk mengenal sebuah Negara, kota, penduduk dan budaya masyarakat setempat diawali dengan mengenal sejarahnya, bahkan sebuah kata bijak mengatakan “kenalilah sejarahmu agar kau gemilang di masa kini dan masa depan”… maka mulailah mengenal sejarah kota mu!

Ini yang selalu membuat saya iri jika berkunjung ke Luar Negeri, pemerintahan dan penduduk setempat sangat aware dan peduli dengan sejarah Negerinya, hal ini ditandai dengan masih terjaga dan terawatnya bangunan-bangunan kuno bersejarah di kota mereka. Semua bangunan masih sangat tertata dan sama persis seperti pada awal gedung tersebut di bangung.

Perjalanan kali ini seolah saya sedang diajak masuk ke “pintu ajaib” doraemon yang membawa saya menyusuri lorong masa lalu, menikmati setiap sudut kota, cerita-cerita di balik kokohnya dinding mengenang tentang kejayaan sebuah Negeri di masa lalu hingga sekarang. Melihat kearifan para Pemimpin Negeri, bagaimana mereka memimpin rakyatnya mencapai kemakmuran.

Sekitar 25 menit perjalanan meninggalkan Premier Hotel, bus kami tiba di Stasiun tertua di Kota Klang, bahkan satu-satunya hehehe.. dan sampai kini masih dipakai. Oupss ternyata tempat ini adalah tempat yang saya tuju kemarin, menempuh perjalanan sekitar satu jam dari KL Sentral Kuala Lumpur, karena saya datang lebih awal untuk acara ini .. (ceritanaya baca posting sebelumnya ya..)

Stasiun ini sudah ada sejak tahun 1890, weew sudah ratusan tahun dan masih megah berdiri, ini bukti bahwa pemerintah Selangor sangat menjaga kelestarian heritage nya, 2 thumbs up! Tepat di depan stasiun ini saya sempat mencoba masakan mamak, ketika menunggu Mrs. Cloud – salah satu tim panitia yang menjemput saya, Devi dan Rusli, di sini. Saya mencoba membeli Roti Canai.. dan WOW!! PERFECTO .. LEZATO! Ha ha ha.. lebaynya saya.. tapi memang ini yang pertama, rotinya lembutttt sekali enak gila dah pokoknya.. kalau boleh saya bilang dengan logat Surabaya.. Wueeeenaaak Poll Cak!! Oh ya nama restorannya “Restaurant Bismillah”.. mantap dicoba!

Dari Klang Stesen, kami berjalan kaki ke Selatan menuju Gedung Raja Abdullah yang dibangun pada tahun 1857, pertama kali digunakan pada tahun 1874 tempat menyimpan senjata, makanan dan perbekalan, kemudian pernah dialih fungsikan oleh Inggris, menjadi kantor polisi pada tahun 1880 hingga 1974, sekarang tempat ini lebih digunakan sebagai museum, tapi sayangnya sedang tutup karena libur nasional.

Akhirnya perjalanan dilanjutkan ke Rumah Bomba, kalau di Indonesia ini namanya Pemadam Kebakaran, gedung dengan gaya Victorian Style juga masih terawat meski sudah berdiri ratusan tahun, sejak 1890.

Spot selanjutnya kita ke Kuil Hindu, Kuil Sri Nagara Thendayuthapani, salah satu kuil Hindu tertua di Kota Klang, seperti layaknya kuil-kuil India lainnya, kuil ini juga memiliki design arsitektur yang sama, dengan stupa penuh ukiran patung memuncak di bagian bubung atapnya. Saat itu masih pagi, hanya terlihat beberapa orang yang masuk untuk sembahyang. Hal yang perlu kita ketahui jika memasuki kuil, sama seperti halnya pura di Bali, untuk perempuan yang sedang menstruasi, tidak diperkenankan masuk

Sebelum memasuki kuil, ada pancuran air yang biasa digunakan pengunjung untuk mencuci kaki, tangan, Saya bersama Devi mencoba memasuki kuil tersebut, Devi memberi tahu saya untuk melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu jika memasuki kuil, dan ketika kelua mendahulukan kaki kiri.. ahh sama ya seperti kita masuk masjid. Saya berkesempatan melihat bagaiman Devi bersembahyang, terima kasih Devi telah berbagi budaya dengan saya J
Sekitar pukul 11 siang, kami dibawa menuju Royal Galery, atau disebut juga Galeri Diraja Sultan Abdul Aziz. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek PWD Architect Arthur B. Hubback pada tahun 1909, dan pertama kali digunakan oleh Yang Dipertuan Agung XI Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah Alhaj, ayah dari Sultan yang sekarang, pada tahun 1988.

Dalam gedung ini kita bisa melihat berbagai macam koleksi dan peninggalan keluarga kesultanan, tapi tidak boleh difoto.. beruntungnya kami, para peserta blogger MySelangorStory yang diperkenankan mengambil gambar.. khusus untuk menulis! Yeayyy. Sultan Selangor ini punya berbagai macam koleksi mulai dari sepeda kuno, music box tua, stempel Kesultanan, pedang, baju-baju Kesultanan, hingga kamera LSR loh.. gak tanggung-tanggung, kameranya merek Leica!


Lebih dari satu jam kami berkeliling di Royal Galery, meski tidak semua ruangan bisa kita lihat, tapi setidaknya saya senang dan mengenal sejarah Kota Klang, Selangor. Selanjutnya kami akan menuju ke kuil budha Kwan Im. Kuil ini sudah berusia lebih dari 100 tahun, dan masih digunakan sebagai tempat persembahyangan umat Budha, biasanya ramai pada hari Waisak.

Ornamen khas Tiong Hwa begitu kental di kuil ini, perpaduan warna merah kuning dan hijau berpadu indah. Saya sangat tertarik dengan pintu super besar di gapura kuil ini, saya pun mengambil gambar oranamen pintu tersebut, lalu tiba-tiba seorang kakek mendekati, dan menjelaskan tentang filosofi pintu tersebut.


Bahwa pintu ini terbuat dari kayu dan besi yang kokoh, butuh tenaga beberapa orang untuk mendorongnya, ini berkaitan dengan pertahanan, sedangkan gelang besi yang berada pada pintu tersebut, berfungsi sebagai “bel masuk” bagi tamu yang datang. Dulu setiap keluarga Tiong Hwa, konon katanya akan mengenali siapa yang datang dari cara mengetuk pintu tersebut, ketukan yang terdengar tergesa-gesa dan tanpa jeda, menandakan “tamu tak dikenal” sedangkan tamu yang mengetuk hanya satu atau dua kali, adalah keluarga mereka sendiri. Jadi mereka mengenal kode ketukan untuk mengenali siapa tamu yang berada di balik pintu.

Wah cerdas idenya.. kalau sekarang orang sudah pakai intercom dan cctv untuk mengetahui siapa yang berkunjung, bahkan menggunakan jasa security untuk menjaga rumah-rumah mewah mereka. Benar-benar mengesankan menelusuri sejarah sebuah bangsa! Nah sekarang sebelum makan siang, kami diajak melihat jembatan tua, disebut jembatan Kot.

Jembatan ini memiliki desain yang unik, karena menyerupai doublé deck, bagian bawahnya digunakan untuk pejalan kaki, sepeda, motor sedangkan untuk bagian atasnya digunakan untuk kendaraan jalur cepat (mobil, truk, bus). Bagian bawah jembatan pertama kali digunakan pada tahun 1957, dan pada tahun 1980 bagian atas jembatan ini mulai difungsikan.

Sebenarnya masih banyak tempat yang harus di-explore, tapi karena padatnya jadwal dan waktu yang terus menghimpit, kurang dari 10 tempat yang kami kunjungi.. hmm semoga bisa datang lagi ke Klang dan mengeksplore lebih banyak lagi sejarah Kota Tua yang menawan ini!

Berikutnya kita akan berjalan-jalan ke Jalan Tengku Kelana, ke Little India ..yeaay ini tempat paling favorit buat saya ketika berkunjung ke Malaysia atau Singapura, banyak pernak pernik cantik yang bisa kita lihat sekaligus tradisi yang selalu mereka jaga! Nah sebelum menuju kesana, kami berhenti sebentar di seberang jalan sebuah gereja tua, yang katanya dibangun sejak tahun 1918, wahh cantik bangunannya, namanya Gereja Our Lady of Lourdes

Cuma 5 menit waktu yang diberikan untuk mengambil gambar dari seberang jalan.. yaa tak apalah yang penting kita sedikit tahu apa saja yang harus dikunjungi ketika singgah lagi ke Klang! Ditunggu cerita selanjutnya ya.. Little India!


8 comments:

  1. Komplit and lengkap bgt storynya buk. Full sejarah, sesuai judul :). itu di foto2nya banyak penampakan yak.hahahaha..

    ReplyDelete
  2. hahaha dicko.. iya nih pas lagi banyak penampakan :D
    makasih ya udah mampir kesini

    ReplyDelete
  3. ah serius gue jadi kepengen ke situ, bagusan mana sama lil india yg di Singapore ato KL? trus dari KL sendiri berapa jam?

    ReplyDelete
  4. kalau Lil India KL aku belum pernah, kalo yang Singapore, lebih tertata .. disini lebih keliatan klassiknya..
    kalau dari KL Sentral naik komuter sekitar 45 - 60 menitan lah heheh layak dicobaa ada 18 heritage sebenarnya..tapi belum semua

    ReplyDelete
  5. Little India Klang ini yang terbesar di Malaysia. Atmosfirnya beda sekali. Serasa kayak ga di Malaysia. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ah iya kah? aku baru tahu loh kalau Klang itu yang terbesar, soalnya yang di KL belum aku kunjungi :) iya seru banget jalan2 disitu jadi pengen kesana lagi..

      terima kasih ya citra sudah mampir :)

      Delete
  6. saya sungguh berbesar hati untuk berkongsi budaya saya kepada u, ericka. banyak lagi yg saya perlu pelajari tapi budaya setiap agama memang fascinating. if everyone can think the same, we dont hv problem in the world. PEACE!

    ReplyDelete
    Replies
    1. aiih devii :) that was wonderful experiences for me sharing about culture and life.. thank you! and PEACE

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)