Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Sunday, October 4, 2015

Sugeng Sutanto : Man behind the Lens Bondowoso!


Ko Sugeng Sutanto


Bondowoso, sebuah kota kecil diujung timur Jawa, yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan the hidden paradise of East Java, karena banyaknya foto-foto kecantikan alamnya yang mempesona ribuan mata di beberapa sosial media.

Dan tahukah kawan, siapa orang yang berada di balik foto-foto cantik itu? Dia adalah Sugeng Sutanto, fotografer keturunan Tionghwa yang bermukim di Bondowoso, tepatnya di daerah Tamansari, yang namanya sudah dikenal dunia, bahkan menjuarai beberapa kompetisi fotografi hingga ke Korea.

The Campions!
Ko Sugeng, begitu biasanya saya memanggil beliau, adalah sosok yang boleh dibilang pioneer  dunia fotografi dan per-hunting-an di Bondowoso. Dia yang secara khusus dan konsisten meng-explore kecantikan alam Bondowoso. Yupp .. Ko Sugeng adalah fotografer landscaper, maksudnya foto-foto yang diambil adalah foto panorama alam, tapi sekarang lebih fokus ke fotografi macro animal

Tulisan ini saya posting, sebagai bentuk apresiasi saya terhadap karya-karya beliau, dan juga menepati janji lama untuk menulis profil orang-orang hebat. Meski tidak terlalu banyak berdiskusi tentang perjalanan karir Ko Sugeng, saya sempat sedikit wawancara langsung di sebuah kafe Bondowoso, tentang hobi yang ditekuninya

Menurut Ko Sugeng, awalnya dia adalah wartawan lepas (freelance) sebuah tabloid otomotif nasional, maaf saya lupa nama tabloidnya. Bapak 3 anak ini belajar fotografi secara otodidak, apa yang dilakukan waktu itu adalah sekedar hobi. Dia juga bergabung dengan komunitas fotografi di dunia maya, banyak memperoleh masukan dari fotografer nusantara via on line.

Kali pahit Bondowoso by Sugeng Sutanto
Kemudian ... nah ini mohon maaf ya .. karena wawancaranya sudah lamaaa sekali hehehe, dan gak dicatet lagi.. jadi saya lupa tahun tepatnya memulai belajar dan senang fotografi. .. well anyway .. Ko Sugeng menceritakan, bahwa dia sempat "menyeberangi selat Bali dan Lombok"  demi berguru pada "the mastah" hehehe maksudnya, Ko Sugeng sempat terbang ke Lombok kalau gak salah, untuk menemui seorang fotografer handal, yang konon katanya juga asli orang jawa timur.

"waktu itu belum banyak pemain fotografi dan sangat susah mendapatkan ilmu-ilmu fotografi, anak-anak jaman sekarang lebih beruntung daripada saya, karena akses ilmu tentang fotografi mudah didapat, tapi sayangnya, "Sok Tahu" nya yang gak nguwati" selorohnya sambil tersenyum.



Hmm kalau saya boleh menyimpulkan, anak-anak yang baru belajar fotografi dewasa ini, gayanya aja gede tapi ilmunya gak seberapa, asal bawa kamera mahal udah menyebut dirinya fotografer, dan yang difoto model-model (maaf) setengah telanjang.. hehehe. Mak jlebbb .. sakitnya tuh disini. Maafff maaap looh yaaa yang tersinggung

Bondowoso by Sugeng Sutanto
Back to Ko Sugeng, setelah berguru pada "the masta", dia memulai explore kecantikan alam Bondowoso, hingga akhirnya bertemu dengan Pak Harry Patrianto, terbentuklah Komunitas Fotografi Bondowoso yang lebih dikenal dengan KFB. Mereke berdua merupakan pioneer yang boleh dibilang menciptakan kerumunan fotografer hehe. Berkat dua pendekar cahaya ini, Bondowoso jadi lebih "dilihat" dunia. 

Pertama kali saya lihat foto-foto kawah wurung, kawah ijen, dan beberapa spot lain karya dari Ko Sugeng, saya sempet gak percaya, masak iya sih Bondowoso secantik itu .. eh ternyata itu bener Bondowoso, sebuah percikan surga kecil yang menjelma dalam kumpulan cahaya dan bersekutu dengan waktu yang terhenti... entah kata apa lagi yang bisa saya tuliskan selain cantik, indah, beautiful .. ada lagi ..??

Dunia sudah mengakui karya-karya beliau, bahkan menurut paparannya, foto-fotonya ada yang dibeli pihak luar. Wow .. salute .. hats up! Tapi mirisnya tidak begitu dengan pemerintahan Bondowoso, khususnya Dinas Pariwisata, yang dengan tega "mencuri" karya-karya beliau kemudian seenaknya saja main pasang iklan tanpa ijin. O la la .. kasus ini menurut Ko Sugeng sempat ia perkarakan ke pihak yang berwajib.

"Bukan permasalahan tidak mau bayar, tapi lebih pada etika dan menghargai karya orang lain, kalau ada yang mengambil hasil karya orang lain, meski terpampang bebas di Internet, itu bisa disebut mencuri" tuturnya menjelaskan.
Kawah Wurung by Sugeng Sutanto

Ya saya sepakat Ko, bahwa hasil karya orang lain itu tidak hanya dinilai dengan uang, tapi apresiasi dan etika dalam menggunakan karya tersebut jauh lebih penting. Hal seperti ini juga sering terjadi pada fotografer-fotografer dunia lainnya, hanya saja bedanya mereka punya payung hukum yang kuat, sehinga "pencuri-pencuri" foto ini bisa dengan mudah ditindak.

Akhir kata, semoga kedepan pemerintah Bondowoso lebih peduli lagi pada sumber daya manusia-nya, orang-orang berbakat dan bertalenta itu jauh lebih berharga dibanding sumber daya alamnya. SDM yang baik tentu akan memanfaatkan SDA dengan baik pula.
Saya sebagai warga Bondowoso, sangat berharap pembangunan kedepan juga menyeimbangkan pembangunan SDA dan SDM secara beriringan! 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)