Seumur-umur belum pernah berkunjung ke Perusahaan Tahu, meski sering mendengar cerita sebelum tidur dari ayah tentang pengalaman bekerjanya di pabrik tahu Bondowoso dan bagaimana proses pembuatan tahu ketika saya masih kecil.
Cerita tentang proses pembuatan tahu akhirnya dapat saya visualisasikan dengan sempurna, ketika diberi kesempatan mengantarkan turis asal USA yang sedang mengadakan penelitian tentang tempe di Bondowoso.
Rencana awal kita hanya mengunjungi pabrik tempe untuk melihat proses pembuatannya dari awal hingga selesai dan wawancara dengan pemilik usaha tempe di daerah Lojajar Tenggarang Bondowoso setelah itu kembali ke Surabaya.
Tapi ternyata pemuda yang masih terdaftar sebagai student dari sekolah kulinari di Singapore ini juga bersedia mengunjungi perusahaan tahu. Sebenarnya saya harap-harap cemas, karena saya tidak kenal dengan pemilik pabrik ini dan tidak membuat janji, tapi saya beranikan diri saja mengantarnya kesana dengan modal Bismillah!
Perusahaan tahu ini memang sudah dikenal oleh orang-orang Bondowoso, tergolong pelopor pabrik tahu di Kota Bondowoso, yang telah turun-temurun ke anak cucunya. Pabrik ini dimiliki oleh warga keturunan Tionghwa yang sering dipanggil dengan Om Piet atau Yok Piet.
Saya sendiri baru pertama mengunjungi pabrik ini, meski terbilang tua tapi sayangnya tidak saya temukan nama perusahaan pada direktori perusahaan atau daftar umkm di website Pemerintahan Bondowoso, entah pemiliknya tidak mendaftarkan atau pemerintahannya yang kurang aktif mendata.
Pabrik ini berlokasi di pusat Kota Bondowoso, tepatnya di Jalan Piere Tendean sebelah Kantor Dinas Pengairan dan Pekerjaan Umum Bondowoso. Selain produksi tahu pabrik ini juga menjual galvalum dan ampas tahu untuk pakan ternak.
Tidak rumit untuk menemukan pabrik ini, karena saya sering lewat jalan ini sepulang dari SMA Negeri 2 untuk menuju rumah saya. Tiba disana kurang lebih sudah hampir pukul 4 sore, segera saya parkir mobil di halaman pabrik dan menanyakan kepada orang yang sedang mengangkut ampas tahu menuju bak truk dimana lokasi pabriknya.
Bapak itu mengarahkan saya untuk masuk saja melewati tumpukan kayu bakar yang tertata sangat rapi, kayu ini digunakan untuk merebus bubur tahu setelah proses giling. Saya melewati lorong yang sedikit gelap, dari kejauhan nampak beberapa orang sudah mulai merapikan peralatan, kebanyakan dari mereka adalah laki-laki.
Saya berbicara dengan salah satu dari mereka, menanyakan apakah boleh melihat proses pembuatan tahu. Laki-laki tambun itu mengarahkan saya untuk langsung ke kantor, menemui tacik (panggilan untuk perempuan Tionghwa) untuk meminta ijin.
Duhh.. sedikit berdesir khawatir tidak boleh melihat, tapi ternyata tante yang masih terlihat cantik dan segar meski sudah berumur itu justru memperbolehkan, dan malah minta foto sama si turis .. Nahh! itulah untungnya kalau kita bawa turis, selalu ada "privilage" untuk masuk ke tempat-tempat "terlarang" he he he.
Proses Penyaringan Bubur Sari Kedelai |
Bapak itu mengarahkan saya untuk masuk saja melewati tumpukan kayu bakar yang tertata sangat rapi, kayu ini digunakan untuk merebus bubur tahu setelah proses giling. Saya melewati lorong yang sedikit gelap, dari kejauhan nampak beberapa orang sudah mulai merapikan peralatan, kebanyakan dari mereka adalah laki-laki.
Saya berbicara dengan salah satu dari mereka, menanyakan apakah boleh melihat proses pembuatan tahu. Laki-laki tambun itu mengarahkan saya untuk langsung ke kantor, menemui tacik (panggilan untuk perempuan Tionghwa) untuk meminta ijin.
Duhh.. sedikit berdesir khawatir tidak boleh melihat, tapi ternyata tante yang masih terlihat cantik dan segar meski sudah berumur itu justru memperbolehkan, dan malah minta foto sama si turis .. Nahh! itulah untungnya kalau kita bawa turis, selalu ada "privilage" untuk masuk ke tempat-tempat "terlarang" he he he.
Dari Mana Asal Tahu?
Tahu adalah produk turunan dari kedelai, yang berasal dari daratan Tiongkok. Pertama kali ditemukan oleh Liu An cucu dari Kaisar Han Gouzu, pendiri dinasti Han. (wikipedia)
Kata tahu berasal dari Bahasa Hokkian, tao-hu, teu-hu, tokwa. Tao atau Teu berarti kedelai, sedangkan hu dan kwa berarti lumat, secara harfiahnya tahu berarti kedelai yang dilumatkan.
Entah sejak kapan Indonesia mengenal tahu, tapi berdasarkan hasil browsing tentang produk tahu ini, Tahu Kediri Bah Kacung adalah tahu yang tercatat paling tua di Indonesia, diproduksi sejak tahun 1912.
Tahu Bah Kacung dikenal dengan dengan sebutan Tahu Takwa, dulu saya pikir sebutan tahu takwa itu karena yang jual muslim he he he, pakai baju takwa (baju koko) ternyata setelah saya menulis tentang tahu, takwa berarti tahu.
Pernah dengar tawa atau tahu wa kan? Makanan ini semacam ronde tapi isinya dari irisan kembang tahu dengan kuah jahe, di Surabaya makanan ini sangat terkenal kendati udara di Surabaya cukup panas untuk menikmati kudapan ini.
Proses Pembuatan Tahu
Kami tiba sudah sore di pabrik tahu Yuk Piet, proses pembuatan tahu sudah selesai dan tahu sudah banyak yang diambil pelanggan untuk dijual ke pasar. Menurut salah satu pekerja proses pembuatan tahu dimulai dari jam 5 pagi, dan selesai jam 4 sore.
Proses awal dimulai dengan perendaman kedelai, nampak diruangan jejeran ember karet berisi kedelai yang sudah ditakar untuk persiapan proses tahu besok pagi. Setelah dicuci bersih kedelai direndam dengan air suhu normal selama kurang lebih 1 jam.
Kemudian dicuci lagi untuk membersihkan kulit arinya lalu ditirskan hingga atus, selanjutnya disiram air hangat dan ditumbuk. Setelah halus dan menjadi bubur kedelai langkah selanjutnya adalah menyaring bubur kedelai menggunakan kain blacu, tampung airnya pada bak yang telah disediakan.
Ampas bubur kedelai yang sudah disaring bisa digunakan sebagai pakan ternak atau bahan tempe gembos, sedangkan sari kedelainya dimasak hingga mendidih dengan api kecil kurang lebih 30 menit.
Pada proses pendidihan akan muncul banyak busa dari sari kedelai, proses ini juga berfungsi untuk menon-aktifkan zat antinutrisi dari kedelai serta meningkatkan nilai cernanya. Selama proses pendidihan ada baiknya sari kedelai juga diaduk-aduk agar busanya tidak meluap, setelah mendidih dinginkan hingga suhunya 37 derajat celcius.
Langkah selanjutnya adalah proses penggumpalan dengan cara menambahkan cuka atau dengan batu tahu (CaSO₄) yang terbuat dari batu gips atau sulfat kapur yang telah dibakar kemudian ditumbuk menjadi tepung. Anda bisa juga menggunakan jeruk nipis untuk menggumpalkan sari kedelai.
Proses akhir dilakukan dengan cara menuangkan sari kedelai pada cetakan yang sudah dilapisi kain kemudian diberi pemberat untuk mengeluarkan sisa-sisa air. Padatan sari kedelai selanjutnya dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan dan siap dipasarkan ke pasar.
Nah .. ternyata mudah ya membuat tahu, jika anda ingin membuat tahu sendiri dirumah atau berpikir untuk membuka usaha tahu semoga tulisan ini jadi inspirasinya.
Sumber :
http://www.bppjambi.info/newspopup.asp?id=700
Persiapan Kedelai untuk Hari selanjutnya |
Kemudian dicuci lagi untuk membersihkan kulit arinya lalu ditirskan hingga atus, selanjutnya disiram air hangat dan ditumbuk. Setelah halus dan menjadi bubur kedelai langkah selanjutnya adalah menyaring bubur kedelai menggunakan kain blacu, tampung airnya pada bak yang telah disediakan.
Ampas bubur kedelai yang sudah disaring bisa digunakan sebagai pakan ternak atau bahan tempe gembos, sedangkan sari kedelainya dimasak hingga mendidih dengan api kecil kurang lebih 30 menit.
Pada proses pendidihan akan muncul banyak busa dari sari kedelai, proses ini juga berfungsi untuk menon-aktifkan zat antinutrisi dari kedelai serta meningkatkan nilai cernanya. Selama proses pendidihan ada baiknya sari kedelai juga diaduk-aduk agar busanya tidak meluap, setelah mendidih dinginkan hingga suhunya 37 derajat celcius.
Langkah selanjutnya adalah proses penggumpalan dengan cara menambahkan cuka atau dengan batu tahu (CaSO₄) yang terbuat dari batu gips atau sulfat kapur yang telah dibakar kemudian ditumbuk menjadi tepung. Anda bisa juga menggunakan jeruk nipis untuk menggumpalkan sari kedelai.
Sebelum kembali ke Surabaya, turis saya minta berhenti ke pabrik penggilingan padi |
Proses akhir dilakukan dengan cara menuangkan sari kedelai pada cetakan yang sudah dilapisi kain kemudian diberi pemberat untuk mengeluarkan sisa-sisa air. Padatan sari kedelai selanjutnya dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan dan siap dipasarkan ke pasar.
Nah .. ternyata mudah ya membuat tahu, jika anda ingin membuat tahu sendiri dirumah atau berpikir untuk membuka usaha tahu semoga tulisan ini jadi inspirasinya.
Sumber :
http://www.bppjambi.info/newspopup.asp?id=700
wah alat2nya juga sudah berkarat ya saking lamanya kali
ReplyDeletehehehe iya mbak lekang dimakan jaman
DeleteSalut sm usaha2 yg berthan begitu lama.
ReplyDeleteiya mbak, kagum dengan keuletan pengusaha ini
DeleteAnakku pernah mengunjungi pabrik tahu. Katanya sih alat produksinya sudah lama dan aroma limbah tahu yang menyengat.
ReplyDeleteiya mbak mungkin baunya dari cuka atau CaSO4, sayangnya limbanya tidak diolah dulu, kebanyakan dari mereka dibuang ke sungai
DeleteWah aku baru sekali ke pabrik tahu yang di Bandung, mba. Seru juga lihat proses pembuatannya. Mmh awet juga ya karena sampai sekarang masih ekssis ya :)
ReplyDeleteeh iya mbak terkenal nya kalo jawa barat Tahu Sumedang ya :) saya juga pertama nih mbak ke sini, seru bisa masuk-masuk dan lihat prosesnya
DeleteTeman saya punya pabrik tahu di Karangploso, Malang. Waktu kesana saya pikir, 'ih bau bangeet, bau ayamm'.
ReplyDeleteEh ternyata pabrik tahu, dan saya selalu suka lihat para pekerja itu bikin tahu xD
Dibanding tempe, akU itu slalu lbh suka tahu :) .. Slalu penasaran jg ama cara bikinnya. Beruntungnya dirimu bisa ngeliat lgs mba. Tahu mah diapain aja enak yaa.. Fav ku malah cm di goreng basah, trs makan ama sambel kecap :D
ReplyDelete