Icon of Melacca |
Ditambah dengan suhu udara yang
dingin, karena AC di LCCT josss
banget, membuat saya sedikit terbirit mencari toilet. Meski jam di tangan masih
menunjukkan pukul 4 pagi, artinya kalau di Surabaya itu masih jam 3 pagi, saya
masih mimpi menari-nari di pulau maldives berselancar sampai ngecess #baca
ngiler.
Tapi aneh, mata saya gak bisa terpejam, meski tadi tidur di
samping Josh Groban, serasa sel-sel dalam tubuh sudah bergerak mengikuti system
tanpa kendali #Maksudnya, ga sabar melanjutkan perjalanan. Selesai urusan
mandi, pengennya minum yang anget-anget dan kudapan yang kriuk-kriuk.. ahh
pisang goreng, tapi dimana yaa?
Keluar dari hall LCCT, saya
bertanya kepada petugas lapangan, yang baru memulai paginya, ”Musholla dimana
ya pak.... cik” saya jadi kikuk menggunakan bahasa Indonesia, karena dialeknya
jadi aneh kalau di negeri orang hahaha. Akhirnya saya bertanya menggunakan
bahasa Inggris, untuk memudahkan apa yang saya maksud. Tadi sebelum saya masuk
ke toilet ada gambar musholla, tapi begitu keluar kok gambarnya gak ada yak..? apa
salah pintu kali :D. Lalu saya terima jawaban dari seorang petugas lapangan
”Ahh Surauuu.. over there..”
Surau di LCCT depan halte Bus ke KL Sentral |
Yuhuuu.. itu
dia surau besar.. dan o’oooww luasnyaaa surau ini, dan nyaman juga buat
bermalam. Ada dua bangunan, yang satu untuk laki-laki, dan yang satu untuk
perempuan. Letaknya persis di depan halte kalau mau naik bis ke KL
Sentral. Saya bergumam, kenapa ya baru hari ini ketemu tempat yang asyik buat ngemper, lengkap dengan toilet yang
nyaman.
Dan gak jauh dari Surau, ada
Food court, kalau orang sana bilang Medan Selera, Aihh aiihh lagiii makanan
yang dijual disana paling mahal RM 8 udah sama minum, #tepokjidat ingat
pengeluaran semalam. Hmmm celakalah I nie Kak Lung.... Beres semua urusan
perut, masih juga jam belum berganti pagi, shubuh disana jam 6 dan bis pertama
yang ke Nilai jam 7 pagi.
Rute pertama saya adalah Melaka,
karena bus yang direct dari LCCT ke
Melaka baru ada jam 8.30 pagi, saya pilih rute LCCT – Nilai – Seremban –
Melaka, naik bis ke Nilai Station, yah seperti terminal bus Wonokromo, bahkan
lebih kecil, kira-kira seperti terminal bus di Arjasa Jember, kemudian
disambung dengan kereta komuter menuju Seremban. Nah di Seremban, terminalnya
sedikit gede, dan tiket bisnya beli di loket, harganya fix.
Saya sempat bingung, dengan tiket
bis yang saya terima, tidak ada nomor bis, atau tanda-tanda bis mana yang kita
naiki, hanya jam dan nomor kursi. O la la, ternyata di Malaysiee ini, tiket bis
diatur sesuai jam keberangkatan, jadi ya bis itu doang yang berangkat, kalau telat ya sudah beli tiket baru lagi L, dan
harga tiketnya sudah termasuk asuransi. Pantesan saya nungguin kembalian 20sen nggak dikasih-kasih. Ngomong dong Pak
cik..
Rail Station Nilai |
Tepat jam makan siang, saya tiba
di terminal bus Sentral Melaka, yang juga berhadapan dengan beberapa pusat
perbelanjaan. Saya coba berkeliling dulu, untuk melihat-lihat suasana dalam
pertokoan yang jadi satu dengan terminal bus itu, jangan dibayangkan
terminalnya segede Purabaya ya.. :D
Sebenarnya cuma pengen cari
makan siang, sempat kepikiran untuk makan di Jonker street nya, tapi info dari
penjual makanan, mending makan disini aja, disana kebanyakan chinese food, artinya ga tau jelas halal
or haram. Hmm oke lah.. tak pe ;)... saya memilih menu Rice Ball Roasted
Chicken dan Es limau tea. eh eh keterusan liat-liatnya, dasar perempuan tetep
aja kalau liat pernak pernik apalagi yang unyu-unyu
gak bakalan bisa dilewatin, keterusan belanja gak sadar uang out of budget!
Yang ada muka jadi rada mringiss duhh gimanaaa ntarrr pulangnyaa L ketar-ketir
uang kurang, jadi TKW abadii dooong hu hu hu.
Rice Ball Roasted Chicken |
Turun persis di depan Gereja Christ dan bangunan Stadhuys,
yang sangat mencolok karena berwarna merah jambu. Hiruk pikuk nampak sekali di
kawasan itu, karena bangunan tersebut termasuk cagar budaya, Jalan Laksmana
adalah salah satu pusat tourism spot-nya
Melaka.
Sambil sibuk jeprat – jepret, saya mencari-cari alamat
hostel, dengan peta yang saya dapat dari mbah Google. Melewati kawasan jonker
street, serasa berada di Hongkong atau Macau, apalagi saat itu setelah tahun
baru China, warna-warni lampion, bendera-bendera dan hiasan Imlek masih
melekat. Suasananya meriah sekali, ada liang liong ukuran raksasa yang dipasang
melayang di langit jalan jonker.
Yang Maniezzz |
Sampai di hostel, sudah pukul 2 sore, keliatannya sepi sih
dari luar, tapi full book. Saya disambut dengan ramah, setelah proses
registrasi selesai, saya diantarkan ke kamar. Suasananya bener-bener nyaman as
seen on tv ehh as seen on internet. Kasurnya juga empuk dan bersih, di sebelah
saya sudah ada penghuninya, tapi keliatannya jorok hihi, habis tidur gak
dirapihin, entah orangnya kemana. Tapi yang penting kamar mandinya gak jorok,
bersihh cuyy!
Saya dapat kamar di pojokan, dekat dengan living room,
disitu saya lihat ada orang yang lagi nyantai dengan notebook, kalau dilihat sih perawakannya ramping, sepertinya
perempuan, karena rambutnya sedikit panjang, tapi kalau dilihat pola duduknya
..lhaa kok pencilakan begitu, dengan
baju seadanya dan kaki diatas meja, ah mungkin dia lagi pengen nyantai jaya,
karena memang hanya satu orang yang saya temui, kasur-kasur yang lain masih
rapi jali belum berantakan.
Jongker street Melacca |
Sontak mata saya langsung loncattt melotot, dan teriakk
haaaaa???? Berharap saya salah dengar, lalu saya konfirmasi ulang, loh saya kan pesan female dorm, kok ditaruhnya di
tempat cowok? Dia bilang, yang cewek sudah penuh, dan adanya tinggal ini. Terus
kami saling berargumen, si mbaknya ini menawarkan saya private room, dengan
menambah biaya. Ahh sudah tau kan uang saya mepet, yaa jelas saja saya gak mau,
si mbaknya menawari saya dicarikan hostel yang lain, khusus dorm perempuan.
Saya gak mau karena capek mau keliling-keliling lagi, dan mencoba minta uang
saya, eh gak dikasih, alasannya pake internet booking.
Saya berusaha ngotot, karena
saya sudah booking beberapa hari via internet, dan disitu jelas-jelas saya
pilih female dorm, dengan harga promo
USD 8, dan saya sudah bayar lunassss L . Ehhh tau gak apa jawaban terakhirnya si
pemilik... karena nama kamu kayak cowok.. jadi ya saya taruh di tempat cowok...
#Hoooggggdhhhhh Melakaaa oiii Cilookooo Celakeee Celakaa awak nii !!!!
Hostel Room - Male Dorm |
Hati saya sudah gak mood, tapi
apa daya singkong sudah jadi tapee (Bondowoso bangett :D), saya keluar
jalan-jalan, menikmati suasana Melaka, makan es cendol, jeprat jepret, berjalan
sampai kaki lecet.. dan menjelang Magrib, saya sempatkan makan malam, agak
jauhh sih nyarinya, karena di sekitar Jongker, makanan China, saya ragu
ke-halal annya.
Saya tidak jadi memutuskan ke
KL, karena bus juga susah ke Melaka Sentral kalau malam #baca malesss, akhirnya
saya menggoreng tape saya hehe alias berdamai dengan keadaan, saya memilih
tetap di hostel, tidur dengan pakaian lengkap, dan selimut saya jadikan
tambahan gorden, karena di depan saya semuanya cowok gak lepas memandang saya yang cantik ho ho ho
:p.
Selamat malam kawan, tidur dulu
yaaa dan besok pagi-pagi sekali segera cabut menuju KL dengan cerita baru :D
Senangnya bisa dolan sampe ke negeri tetangga...
ReplyDelete:) Alhamdulillah diberi kesempatan melihat keindahan Allah yang lain
ReplyDelete