Setelah
tidur beberapa jam di Surau LCCT Malaysia, pikiran dan hati sedikit tenang.
Saya sudah bisa berpikir lebih jernih daripada semalam
Dulu
di LCCT akses internet bagi penumpang bisa diakses “semau gue” tapi sekarang dibatasi, pengunjung bandara low cost ini hanya bisa mengakses
internet tidak lebih dari 3 jam, kalau di Changi airport 4 jam, baru setelah
penumpang boarding, akses internet jor-joran semau gue di ruang boarding,
itupun waktu tunggu pesawat paling lama Cuma 1 – 2 jam..
Pagi
itu saya putuskan untuk ke Premium Lounge
Plaza, satu-satunya tempat di LCCT Malaysia yang menyediakan akses internet
berbayar. Per 30 menit harus bayar 25 Ringgit.. kejaaam! Semalam saya sudah
menghabiskan 25RM, padahal uang saya sisa 50 RM dan pecahan 5 RM, jaga-jaga kalau
ada apa-apa.
Semalam
sempat galau gara-gara harga tiket KUL – SUB superr gilaa 2jeti by Air Asia, ada tawaran murah KUL – SIN,
kurang lebih 84 RM, dan rencananya saya nyebrang
lewat Batam, kemudian dari Batam – Surabaya pakai citilink seharga enam ratus
ribuan. Dan saat itu widy juga menyarankan pakai Tiger tujuan KUL – JKT seharga 142 RM, karena habis lihat harga
tiket KUL – SUB yang 2 juta, saya jadi linglung, 142 RM dalam otak saya masih
1,5 juta.. out of budget.
Koneksi
internet super lemot kala itu, BBM dengan widy pun macet, karena saya hanya
mengandalkan wifi, sedangkan paket
BBM gak termasuk yang roaming. Sempat
terjadi selisih paham antara saya dan widy, karena memberikan solusi-solusi
yang tidak mungkin untuk dilakukan, dan pertengkaran kecil pun terhenti ketika
koneksi wifi terputus, begitu pula kontak dengan seorang teman lain yang mau
menawarkan kartu kreditnya untuk membeli tiket.
Saya
punya 3 kartu kredit, yang A limitnya paling gede, tapi sayangnya di blokir
karena “utang” saya belum lunas hahah...
kartu ini special untuk dagangan, kartu B dan C limitnya sama, dan malangnya
semuanya tinggal kurang dari 1 jutaan. Kartu B terblokir gara-gara widy salah
memasukkan kode verifikasi 3x atas permintaan saya. Kartu C yang saya eman-eman untuk modal transaksi.
Akhirnya
pagi itu, saya memutuskan mengambil tiket Tiger
tujuan KUL – JKT, seharga 142 RM .. saya coba menggunakan kartu C, berharap
bisa membantu pulang. Hampir saya minta bantuan Mbak Arianne yang pagi itu
sudah nongol di FB, tapi saya batalkan karena kartu saya Accepted, tiket-pun tercetak.. horaaayy saya pulang meski lewat
Jakarta dulu.
Masuk
ruang boarding, langsung saya hubungi teman kantor saya via BBM, minta tolong
dipesankan tiket Jakarta – Surabaya, dengan Lion Air yang paling murah :p,
untungnya kalau tiket lokal saya bisa ngutang
dulu via tour travel langganan kantor. Saya minta penerbangan jam 3 sore,
so sampai Surabaya gak terlalu malam,
tapi karena misscom tiket yang
didapat justru yang jam 9 malam.. Aaaaggg garing nunggu di ruang tunggu Bus
Damri Cengkareng, untungnya ada pemandangan cowok gantheng kepala plonthos
sepertinya dari Mesir.. gantheeeeng bangett.. tapi sampingnya ada istri dan
anak perempuannya yang cantik hahahha...
Jam
sembilan kurang lima belas menit, saya sudah berada dalam pesawat dan siap
untuk terbang pulang ke Surabaya. Perjalanan kali ini benar-benar menguji
adrenalin dan bagaimana mengambil keputusan dalam kondisi tertekan.. weww I
LOVED IT anyway ! setiba di Juanda, sudah tidak ada Bus Damri ke Bungurasih,
taxi airport harganya kurang ajar 3x lipat taxi biasa! Uang saya tinggal IDR
50,000 dan beberapa IDR 10,000 + IDR 5,000 an.
Tak
kurang akal, saya jalan kaki sampai keluar gerbang bandara, karena disitu boleh
naik taxi selain taxi koperasi Juanda, dan favorit saya adalah Taxi Orange,
tapi malam itu benar-benar sepi, saya sempat diajak 2 orang laki-laki join
taxi, beruntung akal sehat saya masih jalan, saya bersikukuh gak mau. Akhirnya ada tukang ojek yang
nawarin jasanya ngantar sampai terminal Bungur seharga dua puluh ribu rupiah.
Saya
pun langsung okey, sambil ngobrol ngalor ngidul si tukang ojek, menawarkan mengantarkan sampai rumah dengan harga
Rp. 50,000.. saya ogah mending naik taxi, karena capek bawa tas segede gaban
naik ojek. Saya minta turun di pertigaan berbek, dan menelepon taxi, meski si
ojek maksa mau anter sampe rumah. Tepat pukul 12.30 malam saya sampai rumah...
legaaaa deh Indonesia aku kembali!
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)