Bertemu dengan dia
seperti tak pernah kehabisan ide dan energi, bahkan jauh sekali dari galau.. seorang
sahabat dekat yang bersahaja
Photo : Googling |
Penampilannya sangat bersahaja dan sangat bersahabat. Sesekali
aku melihatnya sedang berbincang dalam sebuah forum resmi diantara beberapa
pengusaha, berdiskusi panjang dan saling berbagi ilmu. Dilain waktu aku
melihatnya duduk ditepi jalan yang sepi, sedang berbincang dengan seorang
pengemis, atau kadang sedang bercanda dengan seorang penjual koran di lampu
merah.
Pernah juga aku melihatnya sedang membagi-bagikan nasi
bungkus di lorong-lorong sepi, kepada tukang becak, gelandangan, ketika semua
orang sedang terlelap oleh sinetron
dan berbagai hiburan malam menjelang tidur. Dia sendiri yang berkeliling
mencari orang-orang itu untuk sekedar memberikan nasi bungkus.
Lalu disuatu sore menjelang pergantian tahun Hijriyah, aku
sengaja menemuinya untuk sekedar sharing,
dan meminta nasehat agar di tahun mendatang, langkah semakin tearah.
“Kak .. apa sih
rahasianya kok rasanya kakak gak pernah sedih ? gak pernah tuh ada status galau
yang tertulis..?” tanyaku
membuka obrolan sore itu
“siapa bilang kakak gak pernah galau? Kakak sama seperti kamu, perempuan
yang sering labil, dan juga dirundung masalah, tapi kakak punya obat anti galau
yang paling ampuh.. jadi galaunya gak sampai keliatan di luar” jawabnya dibalut senyum berlesung pipi
Sambil merapikan letak pot
tanaman di berandanya, Kak Ina, begitu aku memanggilnya, menyampaikan beberapa
nasehat kepadaku. Bagaimana menjalani hidup, menghadapi kehidupan yang tidak
juga semakin ringan kedepannya. Kak Ina adalah sahabat sekaligus guru yang
telah aku kenal sejak lama, beruntung aku dipertemukan dengannya.
”Jika kamu sedang bersedih, jangan terlalu diikutkan hatimu itu, tanyakan
akal sehatmu, apa yang sedang engkau sedihkan, pantaskah engkau bersedih akan
satu hal saja? Sedangkan nikmat Tuhan-mu yang lain lebih banyak dari prosentase
kesedihanmu” tuturnya sederhana
Aku hanya bisa manggut-manggut,
dan meresapi setiap kata-kata yang dia sampaikan. Kalau dipikir-pikir benar
juga, dari 100% isi kehidupan kita, kira-kira berapa persen ya tingkat
kesedihan yang sedang kita hadapi. Padahal kalau dihitung dengan teliti,
kesedihan kita tidak ada seujung kuku. Saya jadi teringat widom
word dari seorang teman di Turkey,
dia menuliskan:
“When you cry for your failure, your eyes full of tears that
can’t make you see the next chance in front of you”
Hmm benar juga ya kak, kita kurang bersyukur, sehingga hanya
menangisi kekurangan atau kesusahan yang sedang kita hadapi. trus selain bersyukur, solat, puasa, dan
baca quran, apalagi kira-kira obat penawar galau? Tanyaku bersemangat
Lagi-lagi senyum berlesung pipi itu terlihat di wajahnya,
kali ini Kak Ina sedikit terpingkal mendengar pertanyaanku yang beruntun. Emang kamu galau apa sih..? kok minta
obatnya langsung dosis tinggi? Kelakar Kak Ina
Sambil duduk menyeduhkan teh untukku,
Kak Ina dengan sabar menasehatiku. Dia menjelaskan bahwa dalam hidup ini memang
kita akan banyak menghadapi luka, bahaya, dan celaka, tapi Tuhan itu Maha Adil,
Dia tidak menciptakan suatu penyakit tanpa ada penawarnya, baik itu penyakit
badan maupun penyakit hati, dan yang menyebabkan terkenanya penyakit pada diri
kita, tak lain dan tak bukan karena ulah kita sendiri yang cenderung bersifat
merusak.
”Kalau kamu sedang galau, berbagilah rasa galaumu dengan bersedekah kepada
orang yang lebih galau darimu, tapi tidak menampakkannya” paparnya
tegas
”Maksudnya kak..?? curhat gitu sama orang yang lagi galau?? Yang ada tambah
galau Kak..!” selorohku bingung
”Aduhh kamu itu anak manis.. bukan begitu maksudnya, pernah dengar kan
tentang ilmu sedekah? Nah ketika kita sedang galau, sedih, atau tertimpa
musibah.. maka tebuslah penawarnya, salah satunya dengan cara bersedekah” Jawab
Kak Ina
Photo : Googling |
Memang mungkin tidak serta merta
saat itu juga, permasalahan atau musibah yang kita hadapi langsung hilang, atau
langsung dapat duit pengganti ketika
kita bersedekah. Tapi Tuhan menjanjikan kebaikan dari setiap amalan kita,
selain itu sedekah itu adalah penolak bala!
Belajarlah rutin bersedekah, dan
nikmati sensasi bersedekah! Udah tahu belum sensasi bersedekah itu seperti apa?
Kalau kamu udah pernah merasakannya, pasti deh
ketagihan. Caranya kak? Sahutku
Coba deh kamu keluar di malam
hari, atau siang-siang terik, kemudian kamu berkeliling mencari orang yang
membutuhkan, tapi dia tidak meminta-minta, kamu datangi lalu kamu keluarkan
uang yang sebenarnya kamu juga sedang butuh banget
uang itu. Lakukan, kemudian yakin Allah akan memudahkan kesulitanmu.
Perhatikan orang disekitarmu,
yang dia itu sepertinya membutuhkan pertolongan, tapi tidak menunjukkan atau
sampai meminta-minta, meski mereka sangat butuh, itu karena mereka menjaga kehormatan
diri. Temuilah bapak-bapak tua, penjual balon keliling yang lelah dibawah pohon
mencari pembeli, tukang becak yang sedari pagi duduk diatas becaknya, menunggu
penumpang yang datang, sambil menahan lapar. Dekati mereka, lalu keluarkan beberapa lembar
uang, dan tataplah matanya dalam-dalam
Datangilah orang-orang yang
ketika malam menjelang, mereka masih saja berpacu dengan waktu, mengais rejeki
diantara tumpukan sampah, atau orang-orang yang menyerah pada lelapnya malam di
bantaran sungai beratap dedaunan, yang mungkin lupa belum makan, bukan lantaran
lupa tapi tidak ada uang untuk membeli makan sejak tiga hari lalu. Datangi
mereka dan berbagilah apa yang kamu punya meski dengan sebungkus nasi.
Ketika mereka mengucapkan terima
kasih penuh takzim, dan menatap mata kita sambil berkaca-kaca, disitulah
sensasi sedekah yang akan kamu rasakan, ada rasa damai yang tiba-tiba merasuk
dalam hati, dan itu tidak bisa terbeli dengan apapun! Itulah obat penawar galau
Ada cerita nyata dari teman
kakak, yang juga melakukan hal ini, katanya ketika sedang membagi-bagikan nasi
bungkus di bantaran sungai sekitar Surabaya, saat itu bapak tua pengemudi becak
sedang tertidur pulas sekali, kemudian tanpa sengaja teman Kak Ina, memberikan
nasi tepat di pelukannya, dan sedikit membangunkan si bapak..
Astaghfirullah..Subhanallah..Allahu Akbar.. teriak Pak
becak itu setengah terkejut, terbangun dari mimpinya.. lalu berkata.. aduh mbak saya kaget, saya pikir malaikat
terima kasih..terima kasihh... Ya Allahh terima kasiihhh rejeki dari Allah ini
mbak.. saya belum makan, dan tadi saya mimpi melihat makanan..
Saya jadi merinding mendengar
cerita Kak Ina, bukan karena takut, tapi terharu, betapa kita kadang tidak
pernah melihat ada orang lain yang masih lebih sengsara dari kita, dan layak
kita bantu.
Lalu lanjut Kak Ina, ada juga
cerita lain, seorang teman ketika Bulan Ramadhan, hendak melakukan i’tikaf di
masjid, dan sejak pagi dia berniat untuk bersedekah, tapi entah kenapa ia tidak
bertemu dengan orang yang tepat menerima sedekahnya, bukannya pilih-pilih, tapi
mungkin juga hati ini sudah diatur oleh Tuhan, kepada siapa rejeki kita ini
akan mengalir.
Photo : Googling |
Hingga malam menjelang sahur,
tak juga bertemu dengan orang yang ingin ia sedekahi, akhirnya sebelum
meninggalkan masjid, teman kakak ini berinfaq di kotak amal masjid, lalu
menaiki motornya pulang untuk sahur dirumah. Dan Subhanallah.. ketika
diperjalanan pulang, dia tanpa sengaja melihat orang yang sedang rukuk – sujud di
samping sebuah gedung perkantoran di salah satu jalan kota Surabaya.
Tanpa pikir panjang, mesti sudah
sedikit jauh, teman kakak ini memutar arah motornya, dan mendatangi orang itu,
ketika itu si Bapak sedang duduk takhiyat akhir, ditungguinya si bapak, sampai
salam kemudian teman kakak ini menyerahkan beberapa lembar uang. Sontak si
bapak kaget, karena didatangi orang memakai helm dan masker penutup anti debu,
dipikirnya mau di-garong, tapi malah
dikasih rejeki
Ucapan terima kasih dan mata
yang berkaca-kaca dari si Bapak, benar-benar sensasi luar biasa yang dirasakan
teman kakak kala itu. Dari kejauhan terlihat si bapak meneruskan shalat
malamnya di samping gedung tua beralaskan kardus sebagai sajadanya.
Ahh saya hanya bergumam, betapa
mulianya orang-orang itu yang terus menyebut Asma Allah dalam keadaan yang jauh
dari kemewahan. Betapa malunya saya, yang sedikit-sedikit menulis status
berbagi galau berharap galaunya segera hilang dengan berbagi cerita, sedangkan
mereka membagi rasa galaunya justru dengan berbagi sedekah kepada orang-orang
yang ”mungkin lebih galau” .. maka cukuplah Allah yang akan mengusir ”galau”
nya..
Semoga di tahun baru ini, saya menjadi orang yang lebih mau berbagi galau dengan cara bersedekah :) Selamat Tahun Baru ya Kawan.. 1 Muharram 1434 H
Semoga di tahun baru ini, saya menjadi orang yang lebih mau berbagi galau dengan cara bersedekah :) Selamat Tahun Baru ya Kawan.. 1 Muharram 1434 H
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)