Pintu Masuk Penang Hill 1923 |
Berkunjung
ke pulau kecil di selatan Malaysia ini, teracuni oleh tulisan Mas Ariy yang
udah dua kali berkunjung. Bener deh kata penulis traveling satu ini, gak cukup kalau cuma sekali, bikin nagih datang
kesini.
Sebenarnya
banyak tempat yang ingin saya kunjungi, tapi sayangnya waktunya tidak sebanyak tourism spot yang ada disana. Berkunjung
ke Penang, nggak cukup sehari,
minimal 2 atau 3 hari untuk bisa berkeliling seluruh pulau. Penang menawarkan
beragam wisata mulai dari pantai, keindahan panorama alam, sampai wisata kota
tua yang sudah diakui oleh UNESCO, sebagai salah satu heritage dunia.
Nah..
wisata yang terakhir itu yang paling saya gandrungi, yaah yang berbau-bau
sejarah begitulah, dan tentunya menikmati kotanya itu sendiri. Penang juga
terkenal dengan makanannya yang lazizzz...
masakan Cina, melayu dan mamak (sebutan untuk India Muslim) semuanya ada
disini, tepat sekali.. pulang-pulang berat badan naik 2 kg!
Jalur Bus dan Ferry Pulau Penang |
Kalau
kawan-kawan tidak sempat membeli buku informatif tentang Penang, atau lupa browsing, gak perlu kuatir karena di
bandaranya tersedia berbagai informasi wisata, serta booklet plus peta yang memudahkan kita untuk menjelajah pulai
berbentuk kelinci terlentang ini. Sudah jadi ancang-ancang saya sejak berangkat
dari Surabaya, pokok’e WAJIBB ke
Penang Hill, atau juga disebut Bukit Bendera.. naik kereta ke puncak bukit,
persis seperti yang saya baca di blognya Mas Ariy.
Turun
dari pesawat, saya berpikir dua kali untuk ke Penang Hill, atau ke Hostel dulu.
Lelah selama di perjalanan dan karena sehari sebelumnya keliling Singapura
jalan kaki, benar-benar membuat saya out
of energy.. capeeek gilaa! Ternyata badan saya tidak cukup fit untuk jalan dengan tas punggung yang
lumayan, berisi dagangan untuk buyer di Malaysia hehehe..
Akhirnya
saya putuskan naik bis kota ke arah Masjid Kapitan, karena hostel saya terletak
di Lorong apaa gitu ya lupa.. hehe yang jelas lewat Love Lane jalan cinta yang terkenal dengan icon telepon umum cinta,
bisa di cek disini nih..
Lanjuttt..
saya sudah gak sabar dan haruss bergegas menuju Penang Hill, Bukit Bendera,
sebuah bukit yang mirip-mirip tempat peristirahatan jaman Portugis, menikmati
suasana Kota Penang dari atas, romantissss bangett deh! Sayangnya saya disana
gak sampai malam, karena takut gak ada bus turun.
Untuk
menuju ke Penang Hill, saya naik bis dari seberang jalan Love Lane, menuju Komtar, terminal bus Penang, dan berganti bus
menuju ke Penang Hill. Tips buat teman-teman yang berpergian kemana saja,
sebaiknya siapkan uang receh atau uang pas untuk naik kendaraan umum, karena
kita tidak akan dikasih uang kembalian.
Memang sih tidak banyak juga kembaliannya, tapi kan lumayan tuh kalau beberapa
kali, seharusnya menghemat .. eee ini malah menghambat!
Okey
tak apa.. yang penting saya sekarang sampai di Bukit Bendera, sewaktu di Komtar
saya harap-harap cemas, karena bis yang menuju ke Penang Hill tak kunjung
datang, sudah 15 menit saya menunggu. Dan ternyata seorang perempuan bule paruh baya, dia juga akan ke Penang
Hill.
Sussane
seorang perempuan asal Amerika, yang sedang liburan ke Asia, akhirnya saya
punya travel mate, banyak ilmu dan
informasi berharga yang saya dapatkan darinya, dia juga banyak bertanya
mengenai Islam, mengenai jilbab yang saya kenakan dan model baju muslimah di
berbagai dunia. Senang sekali berbincang-bincang dengan Sussane
Kurang
lebih 30 menit, bis yang kami tumpangi sampai di pintu gerbang Penang Hill,
tepat pukul 12 siang waktu setempat. Suasana sangat terik, karena sedang musim
panas, dan luar biasa antrean orang yang ingin naik ke puncak bukit mengular
hingga 7 slot. Saya bersabar, sambil mencari tahu berapa harga tiketnya,
berdasarkan informasi yang pernah saya baca, tiketnya RM 34 pulang pergi. Yah
lumayan mahal sih, tapi sensasinya luar biasa!
Susanne
mengajak saya untuk duduk di bangku paling depan, woww saya takuttttt, saya
memilih duduk di bangku ke dua, diapit beberapa penumpang lain, deg-deg an deh saya waktu itu, puncaknya
tinggi sekali dan kemiringannya itu yang bikin serem.. hampir 45 derajat, dan menanjak lurus.
Penang Hill Train Track |
Untuk
segi keamanan, dijamin deh.. karena keretanya bukan seperti kereta jaman
belanda, keretanya sudah canggih, mirip monorail yang melesat perlahan menuju
bukit. Dasar penakut, saya berpegangan kuat pada besi di depan saya, aduhh sumpaah dehh bikin perut muless, dan si
Sussane saya lihat malah asyik berdiri di depan, dan melambai-lambai ke saya
yang mati kutu ketakutan di baris kedua.
Baiknya
dia, karena saya susah mengambil gambar, dia bantu foto pemandangan dengan
kamera saya.. akhirnya dapet juga.. view yang keren! Tapi jangan kuatir kawan,
diatas bisa kok mengambil gambar-gambar yang keren.
Ternyata
di puncak itu, tidak seperti yang saya bayangkan, memang sih serem banget pas
liat track keretanya, apalagi pas
lewat terowongan.. gelap! Diatas bukit, ada cafe, restoran dan bahkan ada
masjid yang bersebelahan dengan kuil Hindu. Tempatnya sangat teduh, dan nyaman.
Diatas
bukit ini kita bisa melihat pulau Penang, dan kotanya seperti sebuah miniatur
maket tata kota, sayangnya cuaca sangat terik, sehingga foto yang dihasilkan
tidak cukup bagus di kamera saya. Saya melihat banyak pasangan bulan madu dan
juga keluarga yang menikmati pulau ini, kalau dilihat dari penampilannya, mungkin
mereka dari Arab Saudi atau negara-negara Middle East, dengan pakaian serba
hitam dan tudung kepala.
Sempat
saya ambil gambar mereka yang sedang asyik menikmati bulan madunya,
bercengkrama di bawah pohon. Dan satu lagi ada sepasang suami istri yang sudah
berumur, sepertinya dari Prancis, kalau dilihat dari face –nya. Sengaja saya perhatikan mereka sejak di bus, menikmati
liburan hari tua.
Pasangan Baru Menikah di Penang Hill |
Bukannya
mau memata-matai mereka, tapi sikap kedua pasangan ini yang membuat saya iri,
sampai umur senja mereka tetap saling menyayangi, memperlakukan pasangannya
dengan penuh cinta dan hormat, bahkan terlihat dari aura mereka. Hampir
disepanjang perjalanan, pasangan itu tak pernah lepas bergandeng tangan, aiihh
romantis sekali kakek nenek itu! Seolah dunia hanya milik mereka.
Semoga
kelak saya bisa ke Penang lagi dengan suami saya :D he he he.. Amin.
pengen kesana T.T
ReplyDeleteheheeh ayoo hunting tiket murmer bang :D
ReplyDeletethank you yaa udah mampir
2013 ini penang jadi target saya kesana mbak
ReplyDeletesemoga kesampaiaaaan
aamin
hi, saya lagi buat skripsi tentang Penang. saya mau minta tolong ngisi kuesioner saya ga? ini link nya.. makasih..:) https://docs.google.com/forms/d/1jXupUaUIKPaBBjGAqzqQhO0le3aNYUpjW0AoTPS9OY0/viewform
ReplyDelete