Renyah gelak
tawamu seolah terus bergema dalam kotak melodiku, ketika malam mulai hening.
Jernih mendengar panggilan sayang, yang selalu kau ucapkan dengan lembut, tepat
ketika kau beranjak pergi dan meninggalkan kecup manis dimataku
Derai-derai sumringah di wajah gula jawamu, menemani
hari-hariku yang pahit bercampur legit. Aku tahu kau tak kan pernah lelah
menemaniku, dan aku juga tahu kau tak akan pernah berpikir berganti hati meninggalkan
ruang sunyi pengap ini, menungguku pulang menyisir hari
Aneh, mantra
apa yang kau baca setiap kali lenganmu menggamit lenganku begitu dekat diatas
sofa itu. Ataukah sesaji doa telah kau campurkan pada secangkir kopi pahit
sebelum aku menjelajah dunia. Ribuan depa aku terbangi, tapi sofa dan kopi
pahitmu selalu membawaku pulang pada pelukanmu
Ah gula
jawaku, aku tahu apa yang kau simpan dalam hatimu, meski enggan kau katakan..
pun hingga zaman akan berakhir. Aku tahu benar apa dalam benakmu, tapi entahlah
lidahku tak pernah lurus untuk mengatakannya, lalu membiarkan kita tertidur
lelap diatas sofa dengan mimpi-mimpi yang tak pernah bertemu
Hingga aku
terbangun membaui dupa pengantin dari rambut hitam panjangmu, menyuguhkan aroma
magis menyihir setiap lelaki untuk
mendekat, membelah ribuan jarak antara kau dan aku. Jiwaku bergelora melawan
sukma yang enggan melukaimu, erat kudekap dan kubaui gerai rambutmu, itu saja!
Lalu ketika
embun meneduhkan pagi, engkaupun turut mewarnai cerahnya mentari dengan senyum
yang tak kan pernah lekang dalam benakku. Dalam dan tebal mengukir namamu
diantara kepingan hati. Aku tertunduk kelu mengutuki diri yang terlalu lama
merindukanmu dalam bayang-bayang senja.
Kau
perempuanku dulu kini dan nanti, tapi entah sampai kapan aku akan diam,
membiarkanmu tersenyum, menari, dan berseri menungguku pulang dan duduk
diantara ilalang, menceritakan ribuan bintang yang kutemui, menceritakan
kilatan cahaya yang kulalui, menceritakan luasnya angkasa yang kuseberangi,
lalu mengatakan dalam hati betapa aku damai disisimu, diantara pelukan lenganmu
Perempuanku,
bisakah kau henti sejenak memandangku, bisakah kau henti sejenak tergelak riang
disampingku, bisakah kau henti sejenak menebar aroma dupamu, bisakah kau henti
sejenak menggamit lenganku, dan bisakah kau sejenak meninggalkanku ?
Agar aku tahu
bagaimana sepinya angkasa tanpa bintang, agar aku tahu dinginnya himalaya tanpa
mentari, agar aku tahu hambarnya samudra tanpa gelombang, dan agar aku tahu
betapa aku mencintaimu
Dulu, Kini
dan Nanti
aq tambahin kata kata bagus om.
ReplyDeleteaq kangen napas mu :p
wkwkwkwkwk