Kalau saja Siti Hajar dan Nabi Ibrahim diturunkan di
Indonesia, mungkin Tuhan akan memilih Bondowoso sebagai tempat lahirnya Nabi
Ismail
Photo Courtesy by : Sugeng Sutanto - Jabal Kirmit Bondowoso |
Ingatkah kawan,
cerita tentang Siti Hajar yang melahirkan Nabi Ismail di sebuah tempat yang
gersang dan tandus, tanpa ditemani Nabi Ibrahim. Kemudian Siti Hajar kehabisan
air, dan mengharuskannya berlari dari bukit safa ke bukit marwah sebanyak 7
kali, karena melihat fatamorgana air.
Dan kalau saja itu
terjadi di Bondowoso, tentunya tidak perlu lari-lari naik turun bukit, karena
tanah di Bondowoso subur dan hijau. Jabal Kirmit, adalah sebuah bukit hijau
yang terletak tidak berjauhan dengan kawasan wisata Kawah Ijen, memberikan
pemandangan yang sangat menakjubkan. Bahkan saya sendiri, yang asli orang
Bondowoso, baru tahu kalau Bondowoso punya bukit-bukit yang indah layaknya
pegunungan Alpen, setelah melihat foto-foto karya fotografer kawakan asal
Bondowoso. Pak Harry Patriantono dan Koko Sugeng Sutanto.
Pertama kali ke tempat
ini, saya diajak Ceca, tim panitia
survey lokasi untuk kegiatan Ijen Festival Juni lalu, sekaligus mengantar
beberapa turis asing yang sedang berkunjung Bondowoso. Terakhir kali saya ke
Ijen, sekitar 15 tahun yang lalu, ketika
saya masih kelas 1 SMA (wah sudah lama saya meninggalkan bangku SMA ternyata
:D). Sehari sebelum berangkat, saya sedikit pesimis, karena sudah lama sekali
tidak pernah naik gunung, ditambah lagi badan yang sudah mulai tumbuh pesat
heheh.. dan udara dingin yang menusuk, tapi melihat semangat dari pria-pria
kecilku kala itu, saya bulatkan semangat untuk ikut survey ke Ijen.
Panorma Menuju Sempol |
Perjalanan menuju
Ijen, sedikit tertunda karena jumlah motor yang akan kita gunakan, belum cukup.
Seharusnya kita berangkat jam 6 pagi, tapi hingga jam 8 kami masih duduk santai
di beranda rumah. Sedikit kesal, karena mereka molor dari jadwal, dan tanpa ada
konfirmasi telepon atau sms. Tiga turis asing yang stay di rumah saya juga kecewa, karena mereka sudah siap sejak
shubuh. Akhirnya kita berangkat menuju ijen jam 9 pagi, dengan berboncengan
motor menikmati udara dan suasana kota Bondowoso.
Sampai di pertigaan
Tapen – Gardu Atak, kita berbelok kekanan menuju kearah Kecamatan Wonosari,
kemudian menuju daerah Kecamatan Sukosari dan Kecamatan Sempol, jalannya sudah
aspal mulus dan cukup lebar untuk dilalui dua mobil, bahkan truk besar
sekalipun. Udara semakin sejuk, dan pemandangan semakin hijau menemani
perjalanan pagi itu. Jalan yang meliuk-liuk dan gunung-gunung yang hijau
semakin membuat kita menikmati indahnya Kota Bondowoso. Jarak tempuh dari Kota
Bondowoso menuju Sempol, kurang lebih sekitar 60 km,mohon maaf jika kurang
akurat untuk jarak, saya kurang hafal
untuk masalah jarak.
Gank Motor 2 |
Arah untuk menuju
kawasan Jabal Kirmit, Kawah Wurung dan Guest House berbeda dengan arah yang
menuju ke Kawah Ijen. Rute yang saya lewati adalah dari pertigaan Kecamatan
Sempol, pas disebelah warung ada jalan ke kanan, jalannya masih tanah tapi
cukup dilewati truk, dan saya sarankan untuk membawa masker, apalagi di musim
kemarau debunya OmayHott deh,
perawatan muka kelas Miracle pun
lewat kalau sudah kesini.
Waktu tempuh yang
dibutuhkan juga lumayan lama, tapi memang pemandangan yang disuguhkan
benar-benar luar biasa indah, banyak bunga-bunga liar penuh warna yang tumbuh
tidak terurus di sepanjang jalan yang kami lewati. Jangan ditanya kami jatuh
berapa kali, dan harus turun dari boncengan karena medan menanjak curam, hampir
90o atau menukik tajam. Jalanan pun hanya berupa tanah dan batu
makadam, serta beberapa aspal yang sudah mulai rusak, tapi Bung! sensasinya
luar biasa bagi yang suka tantangan dan menyukai hal-hal yang berbau adrenalin.
Terus terang saya
suka naik motor, tapi ini medan yang bikin saya kapok nyetir sendiri, GILAAA parahh, sumpah
saya tobat bawa motor sendiri tapi saya gak kapok kesana, asal naik Pajero
hehehe, tapi kata Mas Resta yang bawa Strada
aja masih kocar kacir.. wah penasaran kan?! Sepertinya motor yang paling oke
untuk diajak kesana adalah jenis motor trail dan motor win, kalau jenis motor
bebek tetap bisa, tapi siap-siap turun dari sana masuk bengkel ... lol.
Pelajar SD Kec. Sempol |
Meski sudah
istirahat beberapa kali, tapi tetap yang namanya punggung, pantat, leher,
tangan tidak bisa dikompromi, rasanya tebal semua seperti habis dibius.
Kira-kira setelah 2 jam perjalanan, kami sampai juga di Guest House, sebelum
masuk ke pekarangan rumah model Belanda ini, kita akan melewati jejeran rumah
penduduk yang tertata asri, dengan aneka tanaman bunga-sayur di halaman rumah
mereka. Model serta warna rumah-rumah mereka hampir semuanya sama, bernuansa
hijau – putih, khas seperti rumah para transmigran. Mereka adalah penduduk
Jampit yang bekerja di perkebunan kopi Negara.
Istirahat Sejenak |
Kunjungan perdana
ke Guest House, yang katanya sudah ada sejak tahun 1928, wah sama dengan tahun
almarhum kakek saya dilahirkan, tidak terlalu lama karena sudah menjelang sore,
dan kami ingin menuju Jabal Kirmit juga Kawah Wurung. Sayang rasanya tidak bisa
menikmati duduk berlama-lama di taman Guest House, tapi apa boleh buat salah
kita datang telat :D, dan beberapa bulan selanjutnya, saya beruntung karena
bisa berkunjung lagi ke Guest House untuk survey ke-2 Ijen Festival (tuh kan
gak bikin tobat kesananya..padahal naik motor lagi hehe). Menurut saya pribadi
dan teman-teman asli Bondowoso, sebenarnya guest house biasa saja, hanya ada
satu rumah tua bergaya belanda, dan sebuah pohon tua yang cabangnya penuh
tumbuhan menjalar, serta taman-taman bunga yang tertata asri, di halaman
belakang ada mess yang bisa difungsikan sebagai penginapan juga, tapi menurut
salah satu teman kami yang dari Jakarta dan turis-turis asing itu bilang “WOW”
takjub dengan pemandangan disekitar sana, mereka bilang seperti sedang berada
di Negeri Dongeng, ah mungkin mereka belum pernah melihat warna-warna indah
seperti itu, atau memang kota kami seperti surga ya :p
Guest House –
Jabal Kirmit – Kawah Wurung Zone
Beranda Guest House Jampit Sempol Bondowoso |
Eits.. jangan
dikira ke guest house bisa masuk-masuk seenaknya, bahkan kita gak boleh petik-petik kembang yang ada
disana, DILARANG KERAS! Kebetulan waktu kunjungan ke-2, penjaga dan tukang
kebunnya lagi bersih-bersih, jadi kami bisa sedikit melongok kebagian dalam
Guest Housenya, didalam rumah itu banyak foto-foto peninggalan dan perapian
yang masih tertata rapi. Untuk sewa
Guest House, per malamnya sekitar dua juta lima ratus ribu rupiah, dan harus
menghubungi Hotel Arabica yang satu manajemen dengan PTPN XII Area Sempol. Udara
sejuk, pemandangan yang hijau, taman yang asri
benar-benar membuat lupa waktu, kami merasa waktu berlari lebih cepat
dari biasanya, gak rela pulang masih ingin berlama-lama disana tapi dua spot
masih menunggu.
Perjalanan
selanjutnya masih sekitar 8km menuju jabal kirmit.. saya menghela nafas
panjang, karena ternyata jalannya masih sama parah.. O Tuhan andai aku punya
sayap, atau minimal helicopter yang bisa terbang kemana-mana. Sebelum sampai ke
Jabal Kirmit, kami melewati padang rumput yang sangat luas, tidak ada rumah
bahkan orang yang melintas di kawasan itu, hingga akhirnya kami memarkir sepeda
motor, lalu berlarian ke sebuah bukit tepat dihadapan Jabal Kirmit. Subhanallahhh
itu saja yang terucap, semua tertegun dalam hening dengan bahasa masing-masing,
tunduk pada Kebesaran Tuhan...
Seandainya apa yang kami lihat ini adalah imitasi Surga-Nya, lalu
bagaimana indanya Surga-Nya Kelak..?
Tak mau melewatkan
momen-momen luruhnya cahaya bumi, kami saling jepret dan bertingkah ala model bernarsis ria, sayang kamera saya out of charge, sedih bukan main karena
kawah wurung belum kami kunjungi, untung Sombat turis Thailand dan Adam turis
Cina yang juga fotografer mania mau berbagi foto kepada saya, sayangnya
foto-foto jepretan mereka yang bagus-bagus tidak di share :( di Facebook.
Guest House Jampit, Sempol Bondowoso |
Canda tawa, teriak
histeris hingga lompat salto kami lakukan di puncak bukit, hingga akhirnya alam
juga yang mengusir kita pulang. Kabut mulai turun, dan kita tidak membawa
perlengkapan camping, perjalanan
selanjutnya terpaksa harus melewatkan kawah wurung, karena hari mulai gelap. Kami
bergegas memacu kendaraan melewati jalan setapak, kondisi badan saya mulai
drop, karena pagi sarapan kurang oke, dan siangnya juga tidak makan, tidak ada
warung ataupun penjual makanan setelah Kecamatan Sempol, jadi saran saya bawa
bekal secukupnya.
Menjelang magrib,
maag saya mulai kambuh, dehidrasi selama perjalanan, karena saya harus menyetir
selama perjalanan, kawan saya Thleeal dari Inggris, tidak bisa mengemudikan
sepeda motor, meski akhirnya saya harus bawa motor sendiri karena medan semakin
curam, sedangkan Ceca terpaksa bonceng tiga dengan Thleeal dan Dian. Hingga
akhirnya saya tidak mampu mengemudikan sendiri, entah disebuah desa kecil
setelah kami turun, Saya minta berhenti tapi Ceca bilang tinggal sedikit lagi,
akhirnya saya dibonceng Ceca dan Dian yang berbadan mungil imut harus
membonceng Thleeal yang lebih besar hahah
Malam semakin
pekat, udara dingin semakin menusuk tulang, perut saya semakin tak tentu arah,
dan kondisi badan sudah drop. Sampai di sebuah kampung, saya minta berhenti di
Masjid sebentar, dan ... turun dari boncengan ceca, lepas beberapa detik
bleegggghh pingsanlah saya (kata teman-teman). Saya sudah tidak tahu apa yang
terjadi, tau-taunya sudah rebahan di
kasur dengan selimut tebal, dan ketika saya bangun disuapin teh hangat.. tapi
itu masih di Sempol ..OoohhMayHottt.. Bondowoso masih jauhh..!
Jabal Kirmit, Sempol Bondowoso |
Saya sangat
berterima kasih kepada teman-teman saya waktu itu, akhirnya saya pulang diantar
mobil sewaan, sampai rumah Bondowoso. Semua sempat panic, terutama tiga turis
asing yang menginap dirumah saya, mereka merasa bersalah karena merepotkan,
tapi saya jelaskan bahwa saya tidak apa-apa hanya butuh istirahat.
Sebenarnya, pingsan
saya itu bukan gara-gara tidak sarapan pagi dan tidak makan siang saja, tapi
beberapa hari sebelumnya memang kondisi badan saya sudah kecapekan, seminggu
sebelumnya saya sudah pulang-pergi Surabaya – Bondowoso, kemudian teman dari
Inggris datang ke Surabaya tiga hari sepulang saya dari Bondowoso, kemudian
saya mengantarkan city tour dan ikut join ke Bromo.. nah bisa dibayangkan
gimana capeknya badan :D saya kan perempuan hihihi.
Ok, next time saya
akan tulis tentang Kawah Wurung, tapi setelah saya berkunjung kesana ya..!
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)