Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Saturday, September 29, 2012

Mercu Suar Sembilangan Madura





Spot ini menjadi tujuan pertama tour de madoure kami, (baca tulisan sebelumnya). Karena selain berada di gerbang awal, saya juga tertarik untuk melihat bangunan mercu suar secara langsung.

Selama ini, saya hanya melihat bangunan mercu suar dari TV, atau majalah-majalah yang kebetulan memuat liputan tentang pantai dengan mercu suarnya, dan mungkin untuk yang doyan nonton film, ada tuh salah satu movie producer yang lambangnya mercu suar alias light house

Perjalanan menuju pantai ini, lebih dekat jika ditempuh via pelabuhan kamal, tapi karena kami memulai perjalanan via Jembatan Suramadu, jadi waktu tempuhnya lebih lama, kurang lebih 2 jam, tapi sensai perjalanan yang kami dapat benar-benar mengasyikkan.


Pantai Sembilangan sendiri terletak di Desa Ujung Piring, Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, Madura. Menurut saya, pantainya tidak terlalu bagus, bahkan cenderung seperti tambak ikan bandeng di daerah Gresik. Waktu saya kesana, pengunjung tidak terlalu ramai, karcis masuk untuk roda dua cuma dua ribu lima ratus kalau tidak salah, sedangkan mobil lima ribu.. murah :D

Memang daya tarik pantai ini ada pada mercu suarnya, bangunan sisa peninggalan Belanda, yang dibangun sejak tahun 1879 itu masih terlihat kokoh berdiri. Nampak jelas pada bangunan, nama Belanda yang membangun atau gubernur saat itu saya lupa :D, namanya Z.M. Willem III. Mercu Suar itu berada di dalam area berpagar tembok, yang dikelilingi oleh mess penjaga.

Lantai 16
Setiap pengunjung yang membawa kendaraan, dikenakan biaya parkir 2000 rupiah, dan jika ingin naik ke atas mercu suar dikenakan biaya Cuma 4000 rupiah saja. Tinggi bangunan itu kurang lebih 60an meter. Dengan 16 anak tangga melingkar yang semakin keatas semakin menyempit. Lantai ke 17 tempat lampu mercu suar, sayangnya pintunya terkunci, karena sudah tidak digunakan lagi. Bangungan ini terbuat dari lempengan besi, jadi setiap kita melangkah, apalagi menggunakan sepatu boot, bakalan terdengar gema langkah kaki.. wihhh jadi serem kalau malam-malam naik keatas.. berasa di film-film horor.

Saat kami berkunjung kesana, suasana masih sepi, bertepatan dengan 1 Januari 2011, mungkin orang-orang masih banyak yang “mbangkong” alias tidur gara-gara pesta pergantian tahun semalam. Hanya beberapa orang yang naik, bahkan ada bapak berbadan tambun yang menyerah di tangga ke-8, karena tidak kuat lagi. Saran saya, bawa air mineral yang cukup, apalagi buat kita-kita yang malas olah raga, lumayan ngosshh sampai atas.


Penjaga Mercu Suar
Tapi.. jerih payah ke puncak selalu membuahkan hasil manis.. view yang ditawarkan begitu indah, angin bertiup lumayan kencang, karena sedang musim hujan. Sejauh mata memandang, terhampar laut jawa di sebelah utara, dan Pulau Bawean disebelah selatan. Saya benar-benar merasakan nikmatnya berada diatas mercu suar, pandangan bebas hambatan, udara segar, meski kaki gemetaran karena naik 16 tangga, sumpah deh kalau tiap hari seperti ini, bisa-bisa kurus :D.

Kuku Panjang
Dalam mercu suar itu sendiri terdapat rongga yang diameternya kurang lebih 1,5 – 2 meter, yang katanya sih untuk naik turun barang. Menurut penjaga disana, saya lupa mengingat namanya, karena tidak segera menulis liputan ini, ada sekitar 19 Mercu Suar di Indonesia, si Bapak menyebutkan beberapa tempat, yang ternyata benar-benar menunjukkan bahwa nilai Geografi saya payah :D, karena tidak tahu dimana tempat-tempat tersebut. Dari 19 Mercu Suar tersebut, hanya beberapa yang masih berfungsi, si Bapak ditugaskan untuk menjaga Mercu Suar Sembilangan kurang lebih sudah 10 tahunan, lelaki legam bertubuh kekar itu berasal dari Surabaya, jadi kami ngobrol dengan gaya suroboyoan yang khas.

Lelah naik turun dari mercu suar, kami sejenak menikmati suasana disekitar Mercu Suar, dan usilnya saya ketika bertemu dengan pria ber-kuku panjang, yang menyapa kami dengan beberapa pertanyaan standar. Saya menanyakan, kenapa memanjangkan kuku hingga sepanjang itu? Jawabnya karena hobby dan untuk kesenangan saja, lanjut saya tanyakan..”Lah kalau mau **k ke belakang gimana pak.. :p” dia bilang “Ya gammpaaangg deeek.. tinggal pake krann sanyoo tak iyeh” dengan logat maduranya yang kental. Saya pun ngikik dan pamit melanjutkan perjalanan..

Next.. Api tak Kunjung Padam alias Api Abadi Sampang Madura.. ditunggu ya




Bangku Batu Panjang

Rongga Mercu Suar
Top View Mercu Suar Sembilangan
Bangkalan Madura
Jendela Mercu Suar

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)