Lepas
lebaran kemarin, ada trip dadakan ke Klaten, untuk urusan dagangan,
Alhamdulillah ada order dari seorang pembeli di Inggris yang meminta shawl
dengan motif garis khas Indonesia.
Stasiun Klaten |
Nah
meski sedang dalam business trip,
sekalian jalan-jalan jadi dua tiga pulau terlampaui. Sebelum berangkat ke Klaten,
saya cari-cari info tentang kota ini. Saya ingin meng-explore kota kecil yang berada diantara kota Jogjakarta dan Solo.
Dulu saya punya teman kuliah yang berasal dari
Klaten, tapi ya sebatas angin lalu hanya tahu dimana lokasinya, tanpa banyak
tanya apa potensi kotanya.. sayangnya sekarang tidak tahu dimana teman saya
berada, terputus silaturrahim sejak lulus kuliah, waktu itu belum banyak hand phone seperti sekarang..
Setelah googling
dan ngobrol sama tante wiki, ternyata
Klaten punya beberapa potensi wisata yang tidak kalah loh dibanding Jogja dan
Solo, hanya selama ini kurang info yang menarik wisatawan untuk datang. Saya
tidak sempat mengunjungi semua tempat, bahkan keliling kota Klaten pun tidak,
karena waktu sempit.
Salah satu tempat wisata yang ingin saya lihat di
Klaten adalah petilasan Sunan Kalijaga, yang katanya ada bekas kaki Sunan
Kalijaga, tepat di pinggir sungai tempat beliau bertafakur dulu, selain itu
juga ada bekas tancapan tongkatnya. Yang saya bayangkan ketika itu, Sunan
Kalijaga itu mukanya Dedy Mizwar pakai baju beskap khas Solo, hehe begitu kan
menurut visualisasi filmnya (udah pernah nonton belum..?)
Petilasan Sunan Kalijaga |
Saya selalu tertarik mengunjungi tempat-tempat yang
berkaitan dengan sejarah manusia, peradaban karena dari situ banyak hal yang
bisa kita dapat, dan semakin menambah keilmuan serta keimanan, bukan lantaran
yang saya datangi berbau religius, tapi sebagai seorang muslim apa yang kita
lihat bisa menjadikan ”petunjuk” bagi kita bahwa Allah itu benar-benar ada dan
dekat.. bahkan lebih dekat dari urat leher kita.. wahh jadi kultum nih hehe..
Okey lanjut, awalnya saya hanya tahu Petilasan
Sunan Kalijaga di Klaten, tapi tempat tepatnya saya kurang tahu, saya ke Klaten
dengan kereta pagi parahiyangan jam 6.00, itu pun saya dapat atas bantuan teman
yang bekerja di Kantor Pos, pesan tiket kereta cuma tinggal 1 pula.. hfhhh..
maklum waktu itu masih libur lebaran, jadi susah cari tiket kereta.
Rencananya saya sekalian survey dan liburan ke
Jogja, tapi dari Surabaya saya turun Klaten, dengan harapan bisa ketemu dengan
pengrajin tenun, tapi apa daya perjalanan mencari pengrajin tenun yang pas di
hati, tidak mudah. Saya naik ojek dan sempat di ”puter-puterin” dengan harapan
bayar lebih, tapi di kantong saya harga di Klaten masih okelaah :D, naik ojek
meski puter-puter jauh cuma bayar dua puluh ribu saja.
Feeling saya gak enak sama si
tukang ojek, akhirnya saya bilang balik lagi ke stasiun kereta, saya mau ke
Jogja naik Pramex (eitt bukan obat sakit kepala loh.. ) Prambanan Express yaah
boleh dibilang semacam MRT di KL, Klaten – Jogja cuma sepuluh ribu.
Petilasan Sunan Kalijaga |
Keesokan hari saya sewa motor di Jogja, di kawasan
Jalan Dagen, berhubung lebaran semuanya naik dua kali lipat, sewa motor per
hari biasanya Rp. 50,000 sekarang jadi Rp. 100.000. Sengaja saya berangkat
pagi, selain biar urusan cepat selesai dan bisa jalan-jalan.
Petilasan Sunan Kalijaga ini lokasinya jauh dari
kota Klaten, dan boleh dibilang tidak seperti tempat wisata, hanya sebuah
lokasi yang berpagar tembok persis di depan rumah juru kuncinya, Mbah Warno Sudarso, kira-kira umurnya
sudah mendekati 80 tahun, tapi badannya masih sueger bueger.
Lokasi petilasan itu berada di Dusun Sepi,
Kecamatan Mlese, Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Saya mengunjungi tempat ini
setelah bertemu dengan pengrajin tenun di Dusun Cawas. Menurut pengrajin tenun
itu,
”Sudah
deket kok mbak ke petilasan Sunan Kalijaga, dari sini lurus aja lewat jalan
desa, nanti sampai di jembatan sungai itu nyebrang belok kiri, satu blok dari
sini, dari situ ada dusun Sepi, mbaknya masuk saja kesana, tempatnya disebelah
masjid”
Wah saya girang karena masih siang, dan tempat yang
saya tuju sudah dekat, artinya saya bisa berkunjung ke tempat-tempat lain.. Dan
ternyata kawan! Satu blok itu luasnya gak
karu-karuannnn... ini bukan satu blok.. menyusuri jalan desa dengan pemandangan
yang baguss sih memang, tapi kalau sekitar 2 hektar tanah apa bisa dibilang
satu blok..???
Juru Kunci Mbah Warno |
Fiuhh..udara panas, setting kamera over exposure
yang belum saya tahu triknya gimana sehingga setiap jepretan hasilnya putih
semua, membuat saya sedikit jengah dan
kesal, handphone pun baterainya
tinggal satu strip.. alamaaakk untung saya masih punya mata, jadi bisa
mengabadikan keindahan landscape
hamparan sawah dengan background
gunung kidul membuat saya bersyukur.
Saya berhenti di penjual es dawet khas Klaten,
melepas lelah dan dahaga, untuk cerita es dawet ini, di tulisan berikutnya ya J. Nah sambil ngobrol sama penjual
dawetnya, yang memakai jilbab rapi (jadi salut saya hehe..!) ehh ternyata
petilasan Kalijaga itu udah didepan mata, tinggal nyebrang jalan, udah keliatan gapura dusun nya warna ijo royo royo.
Sampailah saya di petilasan Sunan Kalijaga.. bagaimana
cerita selanjutnya..? tunggu yaaa :p
jangan lupa. 1 kota = 1 cerita kulinernya.. :)
ReplyDeleteOkey mas ditunggu ya cerita selanjutnya :D
ReplyDelete