Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Tuesday, October 3, 2017

Bondowoso Surganya Penikmat Kopi


Masih tentang hari Kopi Internasional (International Coffee Day) yang jatuh pada tanggal 1 Oktober lalu, kali ini saya akan meliput tentang aneka Kopi asli Gunung Ijen Bondowoso.

Selama ini Bondowoso hanya dikenal sebagai Kota Tape, padahal ada banyak sumber daya alam yang masih belum dipamerkan Kota Bondowoso. Pemerintahnya masih "malu-malu" kali ya untuk memamerkan kemolekan kota yang berpenduduk kurang lebih 750,000an orang ini.


Salah satunya adalah kopi, padahal sejak jaman Belanda, kopi Bondowoso sudah menjadi "primadona" yang diunggulkan, buktinya ada perkebunan dan pabrik pengolahan kopi peninggalan Belanda, di kawasan lereng Gunung Ijen, yang saat ini dikelola oleh pihak PTPN XII Jember.

Selain itu, ada banyak "kopi rakyat" yang dihasilkan penduduk setempat, dan kualitasnya juga tidak kalah saing dengan milik PTPN loh! Kenapa ..?! karena ditanamnya juga di kawasan yang sama, yaitu di lereng Gunung Ijen, dengan ketinggian kurang lebih 1400 - 1550 mdpl dengan karakter tanah yang kaya akan mineral alami.

Kopi Ijen dikenal dengan sebutan Java Cofee. Merupakan kopi terbaik di Pulau Jawa dan nomor 3 di Indonesia untuk kategori Arabica, sedangkan dari Sumatra, diduduki oleh Mandhailing Coffee yang memiliki urutan ke-4 kategori best coffee in the world 2017 dan urutan ke-5 dari Sulawesi dikenal dengan sebutan Kopi Toraja - Sulawesi Coffee

Penikmat Kopi Cilik

Nah .. yuk kita tengok kopi apa saja yang bisa kita dapatkan dari perkebunan kopi Bondowoso ini. Sebelumnya bagi anda yang baru mengenal tentang kopi, ada dua jenis yang paling sering diperdagangkan di dunia, yaitu jenis Arabica Coffee dan Robusta Cofee

Indonesia adalah salah satu penghasil kopi Arabica terbesar di dunia, boleh dibilang Arabica itu ratunya kopi, dan anak emasnya adalah Kopi Luwak, yang mencapai USD 160 / pound - nya berdasarkan harga pasar di Amerika. 


Di Bondowoso sendiri ada beberapa varian kopi arabica yang dijual di pasaran, yaitu kopi lanang, kopi luwak, dan blue ijen. Ketiganya memiliki citarasa yang berbeda, kalau ditanya mana yang paling enak, itu kembali pada selera anda.

Brewing Competition

Harga yang ditawarkan-pun beragam, mulai IDR 65,000 hingga ratusan ribu, tergantung dari jenis kopi, bentuk biji mentah, biji matang maupun yang sudah digiling. 

Menurut majalah ottencoffee Indonesia, sebaiknya membeli kopi yang masih dalam bentuk biji, namun sudah disangrai jika anda menginginkan citarasanya terjaga.

Karena kopi yang disimpan dalam bentuk bubuk, akan cepat hilang keistimewaan rasa dan aromanya. Tipsnya belilah kopi dalam jumlah yang cukup, dan simpan pada tempat yang kedap udara.

Saya sebenarnya bukan penikmat kopi "betulan" tapi mulai suka menikmati kopi asli (bukan campuran maupun kopi instant) setelah mengunjungi stand kopi Dako Juli di Festival Kopi Nusantara - Bondowoso, bulan Agustus lalu. 


Setahu saya kopi adalah setan musuh yang nyata bagi penderita maag (gastric problem), ternyata setelah saya berbincang-bincang dengan Pak Yit, pemilik kopi Dako, justru kopi asli banyak manfaatnya loh!

Beliau menyampaikan, minum kopi asli bukan yang instant, akan memberikan manfaat awet muda, terhindar dari penyakit jantung koroner, hingga dimensia, selain itu kopi mampu mengontrol berat badan tetap ideal! .. catett yaa yang terakhir

tuh kan dia kurus karena minum kopi :p

Kok bisa bikin badan langsing ??! yaa menurut mantan anggota kepolisian ini, kopi memiliki beberapa senyawa yang sangat bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan. 

Contohnya kaffein yang ternyata berfungsi mengirimkan sinyal ke pusat syaraf, untuk memerintahkan menghancurkan serta lemak yang ada pada jaringan lemak ..

Tapi ingat ya bukan kopi instant yang dijual seribu maratusan he he he .. itu sih cuma minuman rasa kopi, yang sangat berbahaya bagi tubuh dan kesehatan kita.


Selain itu, ampas kopi bisa kita gunakan untuk scrub maupun masker wajah dan tubuh kita, agar kulit lebih bersih dan bercahaya .. pluss haluss muluss, hemat kan akhirnya!


Kopi Arabica Ijen berbeda dengan kopi arabica dari tanah Jawa lainnya, karena kandungan tanah di lereng Gunung Ijen yang kaya akan mineral unik, menjadikan rasa kopi Bondowoso istimewa .. persis seperti saya .. limited edition dan istimewaah ha ha ha 

Arabica memiliki rasa sedikit asam, sedangkan robusta lebih pahit karena kandungan caffein- nya 2x lipat dari Arabica. Biji arabica cenderung lebih besar dan berwarna hijau dibanding robusta.

Lalu apa beda kopi luwak, kopi lanang dan blue ijen?

Kopi Luwak
adalah jenis kopi yang prosesnya sangat unik, karena difermentasi dalam perut hewan bernama luwak. Buah kopi yang sudah matang, akan dimakan oleh luwak, tapi binatang ini tidak mampu mencerna bijinya, sehingga keluar menjadi feces atau kotorannya.


Nah dari kotoran luwak berbentuk bonggolan biji kopi padat itulah, yang akan diolah petani untuk dijadikan kopi luwak baik dalam bentuk biji sangrai maupun bubuk kopi. 

Harganya sangat mahal di pasaran, karena dalam satu tahun hanya bisa memperoleh kurang lebih 10 - 15kg, sebab binatang ini bukan diternakkan ya .. luwaknya liar .. jadi terserah dia mau makan apa pup dimana he he he.

Kopi Lanang
disebut kopi lanang, karena bijinya tunggal atau wungkul dalam bahasa Jawa, tidak terbelah... duh jadi agak porno nih ngomong tentang kopi yang satu ini, karena bentuknya diidentikkan dengan genital hi hi hi.

kopi ini disebut-sebut juga memiliki manfaat untuk menambah daya tahan tubuh serta "kejantanan" pria .. eehh kalo lekong gimana ha ha ha .. uppss maaf ya becanda!

aroma dan rasanya lebih strong alias kuat dibanding blue ijen, tapi kembali lagi ke masalah selera ya mau kopi yang mana.


Kopi Blue Mountain Ijen
konon kopi ini adalah peninggalan Belanda, yang dibawa langsung untuk ditanam disekitar gunung blawu, sehingga disebut blue mountain

kopi arabica jenis blue mountain ini sangat terbatas produksinya, karena hanya dapat tumbuh pada ketinggian minimal 1000 mdpl, dan harus memiliki tanah kandungan vulkanik yang baik. 

setahu saya kopi jenis blue mountain yang terkenal, aslinya berasal dari Jamaica, dengan ketinggian tanahnya mencapai 3000 mdpl, dan hanya ada di Negara tersebut. 

menurut Kepala Disbuthun Bondowoso, ada perkebunan kopi blue mountain di kawasan Megasari Bondowoso, kurang lebih mencapai 300 hektar

turis asing yang membeli kopi ijen bondowoso
sedikitnya lahan dan pohon yang tumbuh, menjadikan kopi ini langka, sehingga harganya termasuk mahal, karena citarasanya hampir sama dengan kopi dari Jamaica. 

Kopi Blue Mountain Ijen ini memiliki nilai cupping yang lumayan tinggi loh! sekitar 84 - 85. Sedangkan kopi terbaik dunia memiliki nilai cupping rata-rata diangka 94 - 95 berdasar penilaian para ahli kopi.

Nah .. anda berminat untuk menjadi penikmat kopi ? yuk berkunjung ke Bondowoso sekarang!

4 comments:

  1. wah bagi penikmat kopi bakal seru

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak :) sepertinya hampir tiap daerah punya festival kopi ya sekarang

      Delete
  2. Ada kopi baru nih, jadi pengen nyoba juga jadinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kopinya udah lama tapi kurang promosinya he he he

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)