Malam minggu
dan tanggal muda, sepertinya pasangan yang pas untuk berhura-hura heheh, meski
tidak selalu menghamburkan uang sia sia tetap saja ini disebut hura-hura
menurut saya! Setelah lima hari bekerja, Sabtu adalah hari yang paling ditunggu
bagi semua orang, khususnya yang tinggal di kota besar, seperti di Surabaya,
kemacetan, hiruk pikuk dan polusi sangat membuat otak semakin cepat beku.
Sabtu Minggu
adalah hari bersantai, beberapa orang memilih keluar kota seperti Malang, untuk
mendinginkan kepala, tapi ada juga yang tetap berada di Surabaya, ada yang ke
mall atau sekedar berkeliling kota. Nah saya kali ini memilih jalan-jalan ke
utara, menikmati makan malam nasi cumi, setelah ngobrol dengan seorang teman
dan bercerita tentang tulisan nasi cumi di blog saya.
Nasi cumi ini
bukanya 24 jam loh, dan ini kali pertama saya makan nasi cumi pas malam hari,
wah ternyata pengunjungnya lebih ramai dari biasanya. Selain itu disebelah nasi
cumi ada beberapa penjual makanan lain, salah satu yang menarik perhatian
adalah Kue Pancong! Jangan salah baca kue Pocong yaa he he he
Kue Pancong,
setahu saya ini kue dari Jakarta, saya hanya sesekali mendengar namanya, tapi
belum tahu seperti apa bentuk dan bagaimana rasanya. Wah kebetulan sekali nih
ada di Surabaya, karena pembelinya antre pasti rasanya enak #teorijajananenak.
Setelah
selesai makan nasi cumi, yang berada persis di samping Pasar Atom Surabaya,
tepatnya di Jalan Waspada, saya menuju ke stand sebelahnya, Kue Pancong,
tertulis besar di spanduk yang dipampang di dinding pintu toko. Ya jangan
dibayangkan tempat kedua makanan ini disebuah restoran atau depot, tapi ini
adalah jajanan kaki lima, nyempil di
pinggir toko.
Eealaah..njekethekk (kata orang Surabaya) ternyata nama lain kue pancong itu kue rangin, ya kalau
ini saya sudah tahu, dulu setiap mau berangkat ngaji di kampung, saya selalu membeli kue ini dimakan bersama
teman-teman pas istirahat ngaji
menunggu adzan magrib. Aiihh jadi bernostalgia nih ceritanya.
Kue ini masih
banyak kok dijual di Surabaya, dijual oleh pedagang keliling dengan cirikhas
yang sama sejak dulu, yaitu dipikul dan cetakan kuenya berbentuk kotak-kotak
seperti cetakan kue pukis. Ada yang perapiannya menggunakan tungku, ada juga
yang menggunakan kompor.
Yang
menggunakan tungku rasanya lebih enak, karena aroma arang menjadikan kue ini
lebih enak lagi. Saya kurang tahu apa saja isi adonan kuenya, yang jelas ada
parutan kelapa yang tercampur dalam adonan, menjadikan rasa kue ini gurih asin
dan manis karena ditaburi gula pasir.
Naah kue
pancong yang berada di Jl. Waspada ini, namanya Kue Pancong Cak Mustar, satu
baris panjang harganya Cuma 10,000 rupiah, memang lebih mahal sih dari kue
pancong yang biasa dijajakan, tapi bedanya disini ada beberapa pilihan rasa..
ada rasa coklat, keju, manis, meses, dan ada juga yang menggunakan gula halus
bagi yang tidak suka manis.. hmmm enaak
bukan?! Saya memilih rasa keju manis… pilihan rasa favorit saya.
Kios Cak
Mustar ini buka dari pukul 5.30 sore sampai malam, katanya sih pernah sampai
jam 1 malam masih buka, tergantung ketersediaan barang. Sayangnya yang di Jalan
Waspada bukanya hanya malam, tapi jangan kuatir, siang bisa dibeli di Jalan
Pengampon, di dikat rumah makan nasi campur undaan, atau bisa telpon langsung
untuk pesan! Selamat mencoba J
Wah ini kue sudah sangat jarang ditemui, traktir dooonggg
ReplyDeletemasak sih.. di surabaya masih banyak..
Deletekalau yang ini, tempatnya dekat dengan nasi cumi :D tapi bukanya sore sampe malem aja.. ya ksini kalau mau traktir :p
ok....entar Q kesana...uda lama gak nostalgia ama kue rangin ha ha ha..
Deleteisok di cobak ...iki engkok....
ReplyDeleteoke....entar di coba...gwe cariin loe kue rangin ha ha ha
ReplyDelete