Dua minggu
yang lalu, seolah Tuhan sedang mengajak saya bermain penuh canda dan kasih
sayang, Tuhan menyapaku dengan cara yang indah, mengajakku berkunjung
bersilaturrahim kepada kawan-kawan lama yang entah berapa bulan atau bahkan
tahun tak lagi saya menemuinya.
Bertemu dengan
tiga keluarga yang dulunya sering saya kunjungi, entah alasan sibuk atau cuaca
yang kurang menentu membuat saya enggan berkunjung, padahal banyak ilmu yang
saya lewatkan dengan tidak mengunjungi mereka, dan sore itu Tuhan menggerakkan
hati ini untuk bertandang.
Keluarga yang
pertama saya kunjungi, baru saja dikaruniai putra ke-3, hingga usianya
menginjak 8 bulan, baru sore itu saya
mengunjunginya, itupun ditelpon karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan.
Hhhhffhh .. betapa jahatnya saya, keluarga yang begitu baik namun terputus
silaturrahim hingga beberapa waktu.
Di rumah itu
ada dua malaikat kecil yang dulu sangat akrab dengan saya, namanya Ahmad dan
Yusuf, lelaki-lelaki kecil ini biasa memanggil saya Ammah (tante dalam bahasa arab),
sangat menggemaskan dan tak henti berceloteh, terkadang mereka tak mengijinkan
saya pulang, karena cerita celoteh mereka tak pernah usai.
Berdiri di
depan pintu rumahnya, mengucapkan salam dan menyapa si Kakak Ahmad, yang
terkesan malu-malu mengingat.. kemudian berlari memanggil Ummi nya, “Ummi… ummii.. ada ammah
yang dulu sering kesini..” teriak Ahmad pada ibunya.
Seperti ritual
keluarga muslim pada umumnya, yaitu mengajarkan anak menghormati tamu dengan
memberikan salam dan mencium tangan yang dituakan, dan masih saja saya senang
melakukan ritual mencium kembali tangan-tangan mungil mereka. Setiap kali
bertemu dengan anak kecil itu yang saya lakukan, memberikan ciuman kembali
kepada tangan mereka.. seperti Rasulullah mencontohkan, ini menandakan kasih
sayang.
Melepas rindu
dan berceloteh, hingga Adzan Magrib menjelang, saya pun bergegas mengambil
wudhu, si adik Yusuf kebetulan sudah sejak tadi meninggalkan kami menonton
serial kartun Shaun the Sheep, dan
umminya memintanya untuk mematikan tv kemudian sholat.. tapi ya seperti
anak-anak lain, mereka mulai merengek.
Saya sudah
siap dengan air wudhzu dan mukenah, lalu entah bagaimana ide itu datang,
ditengah kegaduhan magrib dan suara TV, kemudian saya menarik lengan Kakak
Ahmad, dan berseru..
“ayooo siapa yang ikut ammah ke Surga..??” kemudian
berlari bersama menuju tempat solat
“Aku ikut ammaaaaahh…” jawab Kakak Ahmad sambil berlari
bersama saya
Photo Source : Googling |
Semua penat
dan stress melebur dalam bacaan sholat, meski kadang terusik oleh ulah si Kakak
Ahmad yang sujud duluan, sambil menengokkan kepala ke arah saya.. MashaAllah
betapa pintarnya mereka!
Setiap kali
saya bertanya, buku apa saja yang dibaca untuk mendidik anak agar menjadi sholih
dan sholihah kepada umminya, beliau menuturkan ada banyak buku tuntunan
mendidik anak yang bisa dibeli di toko buku, tapi Ilmu Allah dan Rasul-Nya
adalah yang terbaik, maka perbanyaklah ilmu dan doa agar dimudahkan mengasuh
dan mendidik amanah Allah ini hingga kelak dewasa. Subhanallah!
Sore itu Tuhan
mengajarkan saya bagaimana menjadi pemimpin, bagaimana berbicara dengan orang
lain dengan bahasa yang dipahami, dan mengajarkan kepada saya hanya jalan Tuhan
yang membuat kita damai! Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil .. Cukuplah Allah
sebagai penolongku
Oke tulisan
selanjutnya.. ditunggu ya J
aq malu udah gedhe sgini sholatnya masih bolong2 :((
ReplyDeletehe he he :D
Delete