Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Monday, September 16, 2013

Sate Kelinci khas Kota Lawang – Rabbit Satay


Maaf ya kawan, bukan niat hati untuk tidak sayang dan peduli pada pecinta Kelinci, tapi apa daya lidah memang tidak bisa bohong, saya akan sedikit berbagi cerita tentang lezatnya makan sate kelinci!

Indonesia memang dikenal dengan berbagai macam menu special dan rasanya yang “strong” alias nendang banget. Salah satu menu favorit yang sudah dikenal dunia adalah Sate – Satay. Kalau kita mengunjungi beberapa daerah, ada banyak jenis sate yang kita ketahui, mulai dari Sate Ayam khas Madura, Sate Lilit Bali, Sate Padang, Sate kerang, hingga yang satu ini Sate Kelinci!

Sate Kelinci, banyak dijumpai didaerah beriklim sejuk, mungkin karena pengembang-biakan kelinci lebih mudah kali ya.. Saya sih geli juga kalau lihat kelinci yang masih hidup, karena saya bukan pecinta binatang hehehe.

Ini adalah pengalaman ketiga bagi saya, berwisata kuliner sate kelinci, pertama saya makan sate kelinci di daerah Tretes Pandaan, kedua di Kota Batu, dan yang ketiga di sini, kawasan Agrowisata Wonosari Lawang Malang.

Wahh.. ini benar-benar sate kelinci yang paling enak menurut saya dibanding yang sudah pernah saya makan, dan ternyata pemiliknya ini “Ahlinya Sate Kelinci”. Saya memesan 1 porsi yang berisi sepuluh tusuk Sate, dengan lontong sebagai pengganti nasi. Karena menurut Mas Ardi, anak dari pemilik warung ini, paling enak makan sate kelinci ya sama lontong, jelasnya dengan aksen jawa Malang yang khas!

Sembari menunggu sate saya siap, saya mencoba berbincang tentang sate kelinci sambil tak lupa “klik klik kamera” untuk mendukung tulisan saya J. Penjual warung Sate Kelinci ini sangat ramah dan bersahabat, mereka banyak memberikan ilmu-ilmu baru tentang karakter daging kelinci, khasiat dan manfaat beberapa bagian dari kelinci, serta tips rahasia bagaimana membuat sate kelinci yang lezat.. ahaa senangnya saya!

Mas Ardi adalah anak kedua dari empat besaudara, dia baru adalah mahasiswa baru jurusan tata boga di sebuah universitas di Malang! Woww saya salut dengan keluarga ini, karena mereka mendidik anak-anaknya untuk mandiri dan menjadi entrepreneur. Obrolan kami sangat nyambung dan menyenangkan. Mas Ardi ini ternyata sudah punya usaha burger sejak kelas 2 SMP, dan Kakaknya yang kini sudah semester akhir ITN Malang, juga punya usaha sendiri. Two Thumbs for this Family!

Selang beberapa menit, sate saya siap! Nampaknya saya sangat kelaparan, hingga lupa mengambil gambar Sate dan Lontong saat pertama dihidangkan hehehe. Bener deh.. ini sate nya lezat bin mak nyuss! Dagingnya lembut, bumbu satenya pas di lidah saya. Satu porsi dibandrol cukup murah, Cuma 20,000 saja! Alhamdulillah kenyang

Saya mencoba bertanya lebih dalam lagi, layaknya wartawan yang sedang meng-interview narasumber nya. Dari diskusi ini saya tahu bahwa Kelinci yang digunakan adalah yang sudah berusia 3 bulan, dan hanya yang berjenis kelamin laki-laki, itupun tidak semua bagian dari daging kelinci ini bisa dibuat untuk Sate. “Kalau kita menggunakan daging bagian perut kelinci, pasti nanti satenya amir” jelas Mas Ardi.

Ayah Mas Ardi ini mulai membuka usaha sate kelinci sejak tahun 1998, dan ini adalah warung pertama mereka, hingga akhirnya kini sudah punya restoran yang lebih memadai di Jalan Surabaya – Singosari, menurut Mas Ardi menu di sana lebih lengkap, ada Bakso daging kelinci, Rica-rica Kelinci, Gulai Kelinci, dan Sate Kelinci.. wah wah wahh.. semakin bergoyang lidah saya hahahaha.. next trip deh!

Oh yaa… cirikhas dari daging kelinci itu berwarna PINK sebelum dibakar, teksturnya lembut, dan ketika dibakar tidak terlalu banyak mengeluarkan asap seperti daging ayam. Kandungan proteinnya tinggi, dan memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah.. waahh jadi inget jaman kuliah di Teknologi Pangan nih..

Selain teknik pengolahan yang benar dan baik, arang kayu yang digunakan juga sangat berpengaruh pada kelezatan sate kelinci. Ada khasiat  lain dari bagian kelinci yang bisa dimanfaatkan, yaitu otak kelinci dan empedu. Konon katanya otak kelinci itu sangat bagus untuk perempuan yang bermasalah dengan kesuburan, sedangkan empedunya itu bagus untuk penderita asma.






“Otak kelinci itu kecil mbak.. seujung jempol, tapi manfaatnya besar, untuk perempuan yang bermasalah dengan kesuburan, kalau empedunya itu bagus untuk penderita asma, langsung ditelan mentah-mentah InsyaAllah sembu” Jelas Mas Ardi

Sate Kelinci - Lontong (Rabbit Satay - Mashed Rice)



Hmm makanan yang lezat, percakapan yang renyah .. semua menyatu dalam perjalanan kali ini! Selamat berburu kuliner ;)

7 comments:

  1. Huwiiikkkkkkk gue dulu gak doyan makan bukan karena sayang kelinci tapi jijay aja, tapi waktu ke malang dulu nyicipi piringnya temen. kok ya enaaaaak hahahahaha... ngiler ah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sumpaah yang ini enak banget.. dagingnya empuk, smooth dan sedap.. ga ada bau amis2nya.. kalau yang di Batu itu hot plate.. ga enak and amis

      Delete
    2. Piringnya temen dicobain?
      Enak?
      Hmmm... Pemain kuda lumping ya?
      Hahahaha

      Delete
  2. Nnt pasti mau dicobak nih.. seru jadinya Ericka..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe okey kak :) saya juga pingin kembali lagi.. satenya enak dan murah

      Delete
  3. maaf ka mau tanya posisi persisnya sebelah mana ya kak ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. warungnya memang gak keliatan kalau yang di Jalan Raya Lawang, dari arah Surabaya ada di kanan jalan. Saya lupa tepatnya di mana, yang jelas sebelum pasar Lawang

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)